Setiap kemaksiatan adalah racun dan yang
merupakan penyakit dan perusak kesucian hati. Dan racun-racun hati yang paling
banyak ditemukan dan reaksinya cukup keras bagi kelangsungan hidup hati ada
empat macam yaitu:
1 Berlebihan dalam berbicara
Banyak berbicara adalah salah satu
faktor yang menyebabkan hati menjadi keras, sebagaimana sabda rasulullah saw
:”Janganlah memperbanyak kata (bicara) selain dzikrullah, karena banyak bicara
selain dzikrullah menjadikan hati keras. Dan orang yang terjauh dari Allah
adalah yang berhati keras.”[HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar].
Kemudian juga dengan banyak berbicara
terkadang membuat seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan dan tanpa
dipertimbangkan sebelumnya, sehingga melahirkan kerugian dan penyesalan. Umar
bin Kahttab ra pernah berkata: “Barang siapa yang banyak bicaranya, maka banyak
kesalahannya, sehingga nerakalah sebaik-baik tempat bagi mereka.” Hal ini
ditegas juga dalam sebuah hadits , bahwa rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya
seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang
menyebabkan ia tergelincir kedalam neraka lebih jauh antara timur dan barat.”
[muttafaq ‘alaihi, dari Abu Hurairah ]
2 Berlebihan dalam memandang sesuatu
Allah telah memerintahkan kepada setiap
mukmin dan mukminah untuk menundukkan pandangannya yang demikian itu lebih suci
bagi hati mereka. Dan juga mereka akan merasakan manisnya iman, sebagaimana
sabda rasulullah saw : “Barangsiapa yang menahan pandangannya karena Allah,
maka dia akan diberikan oleh Allah rasa manisnya iman yang ia rasakan dalam
hatinya, sampai dimana ia manghadap kepada-Nya.” [HR. Ahmad].
Sekarang bagaimana jika perintah itu
dilanggar, maka jelas akan menyebabkan fitnah bagi hati pelakunya. yaitu,
rusaknya kesucian hati itu sendiri oleh angan-angan dan keindahan semu yang
dibisikkan setan, lupa terhadap hal yang menjadi kemaslahatan. Lalu ia berbuat
melampaui batas sehingga hilanglah akal sehatnya dan menyebabkan ia menjadi
pengabdi hawa nafsu. Allah berfirman:”Janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melampaui batas.”[QS. Al-Kahfi:28].
3 Berlebihan dalam makan
Sedikit makan dapat melunakkan hati,
menajamkan otak, merendahkan nafsu birahi dan melemahkan nafsu amarah.
Sedangkan bila banyak makan, bahkan sampai kekenyangan akan berakibat
sebaliknya. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk berpuasa.
Ibrahim bin Adham berkata:”Barangsiapa
mampu mengendalikan perutnya, maka ia mampu pula mengendalikan agamanya, dan
barang siapa yang mampu menguasai rasa lapar (tidak makan berlebihan) maka ia
dapat menguasai akhlak-akhlak yang baik, sebab maksiat kepada Allah itu jauh
dari orang-orang yang lapar (yang mampu syahwat perutnya).”
4 Berlebihan dalam bergaul
Berinteraksi dengan orang lain merupakan
kebutuhan fitrah bagi manusia sebagai makhluk sosial, sehingga islam tidak
melarang hal tersebut. Namun syariah mengatur tentang batas-batas dan
adab-adabnya, seperti tidak boleh melakukan khalwat (bersepian dengan lawan
jenis tanpa mahram), tidak menggunjing (ghibah), tidak berlebihan dalam tawa
dan canda, tidak melalaikan kewajiban-kewajiban ibadah dan lain
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar