Syekh Abdul Qadir Jailani bercerita:
"Suatu ketika seorang laki-laki membeli seorang budak, dan budak itu
kebetulan adalah salah seorang yang taat beragama dan saleh.
“Wahai budak,” kata laki-laki itu kepadanya, “Kamu ingin makan apa?”
“Apa pun yang Tuan berikan kepada saya maka akan saya makan.”
“Pakaian macam apa yang ingin kamu pakai?”
“Apa pun yang Tuan berikan kepada saya untuk saya pakai.”
“Di mana kamu ingin tinggal di dalam rumahku?”
“Di tempat mana pun Tuan menempatkan saya.”
“Pekerjaan apa yang kamu suka kerjakan?”
“Apa pun yang Tuan perintahkan kepada saya untuk saya kerjakan.”
Laki-laki itu menangis dan berkata: “Alangkah besar berkah yang
akan kuterima, seandainya aku bisa bersikap di sisi Tuhanku sebagaimana sikapmu
terhadapku!”
“Wahai Tuanku,” kata si budak, “Apakah seorang hamba, di sisi
tuannya, memiliki kehendak atau pilihan sendiri?”
Kemudian laki-laki itu berkata kepadanya: “Engkau adalah orang
merdeka demi Allah, dan aku ingin agar engkau tinggal bersamaku, agar aku bisa
melayanimu dengan diriku (nafs) dan hartaku.”
Siapa pun yang benar-benar mengenal Allah tidaklah memiliki
kehendak atau pun pilihan sendiri, dan dia akan mengatakan: “Apa peduliku
terhadap diriku sendiri?” Engkau tidak boleh menantang takdir (qadar) mengenai
urusan-urusanmu ataupun urusan-urusan orang lain.
Dengarkanlah kata-kataku, wahai para pemprotes, wahai
orang-orang yang berkeberatan, wahai orang-orang yang berperilaku buruk!
Berilah perhatian kepadaku, sebab aku berbicara sebagai salah seorang agen
pengiklan umat para nabi (munâdî ummat al-anbiyâ’), sebagai salah seorang
pengikut mereka dan sebagai salah seorang calo mereka. Aku mendasarkan
penilaianku pada Al-Kitab dan Sunnah. Maka, tak seorang pun yang kalbunya telah
didekatkan kepada Allah akan merasa takut terhadap apa yang kukatakan.
Di antara hamba-hamba Allah ada sedikit individu yang
menghindari berteman dengan makhluk dan menemukan persahabatan yang akrab di
tempat-tempat menyepi (khalawât).
Mereka menikmati keakraban seperti itu dalam membaca Alquran dan
membaca sabda-sabda Rasul Saw. maka mereka lalu memiliki kalbu yang sangat
akrab dengan makhluk dan dekat dengan mereka, dan yang dengannya mereka melihat
diri rendah mereka sendiri (nufûs) dan diri-diri rendah orang lain.
Kalbu mereka sehat, sehingga tak sesuatu pun yang engkau kejar
tersembunyi dari mereka. Mereka bisa berbicara tentang apa yang kalian pikirkan
dan kalian rasakan, dan mereka bisa mengatakan kepada kalian mengenai situasi
di rumah-rumah kalian.
Celakalah kalian! Gunakanlah akal sehat kalian! Janganlah kalian
bersaing dengan manusia-manusia (pilihan Tuhan) dalam kejahilan kalian. Setelah
kalian selesai dari (mengkaji) Al-Kitab, kalian akan bangun dan berbicara
kepada orang banyak.
Setelah hitamnya tinta mengenai pakaian dan badan kalian, dan
setelah merenung dengan cermat, kalian akan berbicara kepada orang banyak. Ini
adalah maslaah yang menuntut kemampuan lahir dan kemampuan batin, kemudian
kebebasan dari semua keterikatan.
Wahai kalian yang begitu lalai akan apa yang dituntut dari
kalian, ingatlah akan Kiamat Khusus (al-qiyâmat al-khâshshah) dan Kiamat Umum
(al-qiyâmat al-ʽâmmah).
Kiamat Khusus adalah kematian masing-masing kalian sebagai
individu, sedangkan Kiamat Umum adalah kiamat yang telah dijanjikan Allah
kepada semua makhluk-Nya. Kalian harus ingat dan merenungkan firman Allah:
"Pada hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada
(Tuhan)Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat; dan Kami akan menggiring
orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga (QS
19:85-86)."
---Syekh Abdul Qadir l-Jailani dalam Jala Al-Khawathir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar