Syekh Ibnu Athaillah menuturkan, "Ketika matahari menyingsing, pastikanlah kau telah bertransaksi dengan Allah. Bersedekahlah setiap hari meski dengan seperempat dirham agar kau tercatat dalam golongan kaum yang gemar sedekah. Bacalah Al-Quran setiap hari meskipun satu ayat agar kau tercatat dalam golongan kaum yang rajin membaca. Shalatlah meski dua rakaat agar kau tercatat dalam golongan yang menunaikan shalat malam. Jangan katakan, 'Kalau hanya memiliki makanan untuk satu atau dua hari, bagaimana bisa bersedekah?' Allah berfirman, 'Hendaklah orang yang memiliki kelapangan mengeluarkan harta sesuai kemampuannya dan orang yang disempitkan rezekinya mengeluarkan dari harta yang Allah berikan.' (QS At-Thalaq 65: 7). Perumpamaan orang miskin yang kau beri sedekah adalah seperti tunggangan yang membawa bekalmu menuju akhirat."
--Syekh Ibnu Atha'illah dalam Taj Al-'Arus
Sahabatku, ketulusan kepada Allah dan komitmen kita kepada perintah-Nya baru terlihat ketika kita melakukan transaksi dengan Allah setiap hari melalui sedekah, bacaan Al-Quran, dan shalat dua rakaat pada waktu malam seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Athaillah.
Amal-amal tersebut menunjukkan sejauh mana penghambaan kita kepada-Nya.
Tapi, jika kita melalaikan semua itu, sementara perhatian kita tertuju pada bagaimana memuaskan syahwat dunia,berarti kau belum jujur kepada Allah dan menyimpang dari jalan yang Allah perintahkan. Bagaimana mungkin orang seperti itu akan selamat pada hari kiamat?
Jika ia tidak berbekal untuk hari tersebut maka akhir perjalanannya seperti yang telah ia gariskan sendiri. Ia laksana anai-anai yang menjatuhkan diri di atas api sementara ia mengira dengan cara itu akan selamat.
Moga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar