1
Membuat Allah Gembira
Rasulullah
saw bersabda, “Sungguh Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya seperti
kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan untanya yang hilang di
padang pasir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2
Dicintai Allah
Allah
berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan
mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah
bersabda, “Orang yang bertobat adalah kekasih Allah. Orang yang bertobat atas
dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa. “(HR.Ibnu Majah)
3
Dosa-dosanya diampuni
Rasulullah
bersabda, “Allah telah berfirman,” Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti
berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya
kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan
untuk mengampuni dosa-dosanya , maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak
peduli (berapa banyak dosanya). “(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi)
Imam
Qatadah berkata, “Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun
penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar. “(Kitab
Ihya’Ulumiddin: 1/410).
4
Selamat dari api neraka
Hudzaifah
berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai
Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan aku masuk neraka ‘.
Bersabda, ‘Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa
beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam ‘. “(HR.
Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
5
Mendapat balasan surga
“Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah
ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang
beramal. “(QS. Ali’Imran: 135-136).
6
Membuat kecewa setan
Sesungguhnya
setan telah berkata, “Demi kemuliaan-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan
menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup).
Maka Allah menimpalinya, “Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa
mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku.”
(HR.Ahmad dan al-Hakim).
7
Membuat setan putus asa
Ali
bin Abi Thalib pernah didatangi oleh seseorang, “Saya telah melakukan dosa ‘.’
Bertobatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi ‘, kata Ali. Orang itu
menjawab,’ Saya telah bertobat, tapi setelah itu saya berdosa lagi ‘. Ali
berkata , ‘Bertobatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’. Orang itu
bertanya lagi, ‘Sampai kapan?’ Ali menjawab, ‘Sampai setan berputus asa dan
merasa rugi. “(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
8
Meredam Azab
Allah
berfirman, “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang
mereka meminta ampun.” (QS.al-Anfal: 33).
9
Mengusir kesedihan
Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan
kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap
kesempitannya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
10
Melapangkan kesempitan
Rasulullah
saw bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan
memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan untuk setiap kesempitannya
dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka,” (HR.Abu Daud, Ibnu
Majah dan Ahmad).
11
Melancarkan rezeki
Rasulullah
saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rezekinya karena dosa
yang dilakukannya.” (HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
12
Membersihkan hati
Rasulullah
saw bersabda, “Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah
noda hitam di hatinya. Ketika ia bertobat, meninggalkannya dan beristighfar,
maka bersihlah hatinya. “(HR.Nasa ‘i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).
13
Mengangkat derajat di surga
Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga.
Hamba itu berkata, ‘Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah
berkata, ‘Karena istighfar anakmu untukmu’. “(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
14
Mengikuti Sunnah Rasul
Abu
Hurairah berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Demi Allah,
sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat
kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’.” (HR.Bukhari).
15
Menjadi sebaik-baik orang yang bersalah
Rasulullah
bersabda, “Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang
bersalah adalah yang segera bertobat.” (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).
16
Bersifat sebagai hamba Allah yang sejati
Allah
berfirman, “Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang
yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah
segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,” (yaitu) orang-orang
yang sabar, yang benar, yang tetap tak at, yang menafkahkan hartanya (di jalan
Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur. “(QS.Ali ‘Imran:
15-17).
17
Terhindari dari menjadi orang yang dzalim
Allah
berfirman, “… Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang
yang Dzalim.” (QS. al-Hujurat: 11)
18
Mudah mendapatkan anak
Allah
berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka:” Mohonlah ampun (istighfar) kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu
sungai-sungai. “(QS.Nuh: 10-12).
19
Mudah mendapatkan hujan
Ibnu
Shabih berkata, “Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa
lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang
mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada
orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata,
‘Perbanyaklah istighfar’. (Kitab Fathul Bari: 11/98)
20
Bertambah kekuatannya
Allah
berfirman, “Dan (dia berkata):” Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu,
dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa. ” (QS. Hud: 52)
21
Bertambah kesejahteraannya
Allah
berfirman, “Maka aku katakan kepada mereka:” Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
“(QS.Nuh: 10-12).
22
Menjadi orang yang beruntung
Allah
berfirman, “Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (QS.an-Nur: 31).
Aisyah
berkata, “Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada
setiap lembar catatan harian amal mereka.” (HR.Bukhari).
23
Keburukannya diganti dengan kebaikan
Allah
berfirman, “Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal
saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Furqan: 70).
“Dan
dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan sore) dan pada bagian
awal dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
ingat. “(QS. Hud: 114).
24
Tanda sebagai orang mukmin
Rasulullah
bersabda, “Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia
menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya
dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar
sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar)
kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali
Allah, maka dia adalah seorang Mukmin. “(HR.Ahmad ).
25
Berkepribadian sebagai orang bijak
Seorang
ulama berkata, “Tanda orang yang arif (bijaksana) itu ada enam. Bila ia
menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Bila menyebut dirinya, ia merasa hina.
Bila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Bila muncul
keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Ketika disebutkan ampunan
Allah, ia merasa gembira. Dan ketika mengingat dosanya, ia segera beristighfar.
“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar