Minggu, 03 Desember 2017

KALAU ADA RASA, BUKTIKAN CINTAMU!

Yahya Ibn Muadz Ar-Razi mengatakan, “Siapa saja yang mencintai Allah, maka ia pasti membenci dirinya.” 
Menurut Yahya pula, siapa saja yang tidak memiliki 3 hal berikut ini, maka itu berarti ia tidak cinta. Pertama, lebih mengutamaka firman Allah SWT dibandingkan dengan ucapan manusia.

Kedua, lebih mengutamakan bertemu Allah dibandingkan dengan bertemu makhluk. Ketiga, lebih mengutamakan ibadah daripada berkhidmat kepada makhluk.
Bukti cinta yang lain adalah tidak menyesal jika ada sesuatu selain Allah yang terlewati. Sebaliknya, ia benar-benar menyesal ketika sedetik berlalu tanpa dzikir mengingat Allah dan mematuhi-Nya.
Ketika lalai, ia segera kembali kepada Allah dan memperbanyak permohonan agar dikasihani dan diridhai. Ia juga akan segera bertobat.
Salah seorang arif billah menuturkan, “Allah mempunyai beberapa orang hamba, yang mencintai-Nya dan merasa tentram bersama-Nya. Hilangkah rasa sesal terhadap segala yang telah lewat. Mereka tidak pedui mengurusi diri mereka sendiri, karena Sang Maharaja mereka begitu sempurna.
Apa pun yang Dia kehendaki, pasti terwujud. Apa yang menjadi milik mereka Dia sampaikan kepada mereka. Apa yang terlewatkan adalah cara terbaik Dia mengatur mereka. Hak setiap pecinta setelah ia kembali dari kelalaiannya sekejap mata, adalah menghadap kepada Allah dan siap menerima teguran-Nya.
Ia lalu berdoa, “Wahai Tuhanku! Dengan dosa apa Engkau putuskan kebaikan-Mu dariku, Engkau jauhkan aku dari hadirat-Mu, Engkau sibukkan aku mengurusi diri sendiri dan mengikuti setan?"
Ini akan menumbuhkan kejernihan dzikir dan kelembutan hati. Dengan begitu, tertutuplah kelalaiannya yang telah lewat. Kecepatannya untuk bersegera kembali kepada Allah akan menjadikan kesempatan untuk berdzikir lagi. Dzikir yang baru lagi. Hatinya akan kembali jernih.
Selama seorang pecinta tidak tidak melihat apa pun selain Kekasihnya, tidak melihat sesuatu pun kecuali ia sadar bahwa itu berasal dari-Nya, ia tidak akan pernah menyesal, tidak ragu, dan menghadapi semua kenyataan dengan hati penuh kerelaan. Ia tahu bahwa Kekasih harus dilihat hanya kebaikan-Nya semata.
Bukti kecintaan seorang hamba kepada Allah adalah merasa nikmat dalam ketaatan. Ia tidak merasa berat dan tidak merasa lelah dalam ketaatan kepada-Nya. Hal ini seperti pernah diungkapkan oleh orang yang pernah merasakannya: “Aku menderita sepanjang malam. Meski 20 tahun lamanya. Tapi, selama itu pula aku merasakan kenikmatan yang tiada terkira.”
Imam Al-Junaed juga menegaskan bahwa salah satu indikasi cinta adalah ketika sesorang selalu giat dan tekun melawan hawa nafsu. Fisik boleh lelah, tetapi hati tak akan pernah lelah. Karena itu, seorang sufi berkata, “Beramal atas dasar cinta tak akan pernah diliputi rasa letih. Dan, tak habis-habisnya orang mencintai Allah berbuat taat, walaupun harus menghadapi berbagai rintangan besar.”
Pikir-pikirkanlah, renung-renungkanlah!
--Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa asy-Syawq wa al-Uns wa ar-ridha


Tidak ada komentar:

Posting Komentar