Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, "Manisnya
rasa iman hanya bisa dicicipi oleh orang yang ridha menerima Allah sebagai
Rabb," (HR Muslim)
Allah SWT berfirman, "Allah meridhai mereka dan mereka pun meridhai
Allah."(QS Al-Maidah (5): 119)
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan bahwa Allah SWT memang
sengaja menyembunyikan apa-apa yang maslahat dari para hamba-Nya ketika Dia
membebani mereka untuk menjalankan perintah dan menjauhlarangan-Nya sebagai wujud penghambaan kepada-Nya.
Dia hanya memerintahkan untuk menerima takdir, ridha
menghadapi qadha secara total, baik pada hal yang positif atau negatif baginya.
Allah sengaja menyimpan sendiri pengetahuan tentang maslahat dan nasib akhir
seseorang agar sang hamba senantiasa taat kepada-Nya dan ridha menerima apa
yang Dia bagikan kepadanya tanpa mengeluh ataupun menyalahkan-Nya.
Ketahuilah bahwa kelalaian setiap orang terpulang pada
kadar penolakannya terhadap takdir, pilihannya untuk menuruti hawa nafsunya,
dan keengganan untuk bersikap ridha menerima qadha.
Orang yang ridha menerima ketetapan Allah akan hidup
dengan tenang, sedangkan orang yang tidak ridha akan hidup berlarut-larut dalam
kemalangan dan kelelahan, padahal ia tidak memperoleh materi duniawi kecuali
apa yang memang telah ditentukan sebagai rezekinya.
Selama seseorang menuruti hawa nafsunya dan
dikendalikan olehnya, ia tak akan mampu bersikap ridha terhada qadha, sebab
tabiat hawa nafsu memang menentang Al-Haqq, sehingga kelalaiannya pun kian
bertambah. Karena itu, jika ingin hidup tenang, lawanlah hawa nafsu!
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah
Lithalibi Thariq Al-Haqq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar