Rabu, 20 Desember 2017

SUDAHKAH KITA RIDHA?

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, "Manisnya rasa iman hanya bisa dicicipi oleh orang yang ridha menerima Allah sebagai Rabb," (HR Muslim)
Allah SWT berfirman, "Allah meridhai mereka dan mereka pun meridhai Allah."(QS Al-Maidah (5): 119)

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan bahwa Allah SWT memang sengaja menyembunyikan apa-apa yang maslahat dari para hamba-Nya ketika Dia membebani mereka untuk menjalankan perintah dan menjauhlarangan-Nya sebagai wujud penghambaan kepada-Nya.
Dia hanya memerintahkan untuk menerima takdir, ridha menghadapi qadha secara total, baik pada hal yang positif atau negatif baginya. Allah sengaja menyimpan sendiri pengetahuan tentang maslahat dan nasib akhir seseorang agar sang hamba senantiasa taat kepada-Nya dan ridha menerima apa yang Dia bagikan kepadanya tanpa mengeluh ataupun menyalahkan-Nya.
Ketahuilah bahwa kelalaian setiap orang terpulang pada kadar penolakannya terhadap takdir, pilihannya untuk menuruti hawa nafsunya, dan keengganan untuk bersikap ridha menerima qadha.
Orang yang ridha menerima ketetapan Allah akan hidup dengan tenang, sedangkan orang yang tidak ridha akan hidup berlarut-larut dalam kemalangan dan kelelahan, padahal ia tidak memperoleh materi duniawi kecuali apa yang memang telah ditentukan sebagai rezekinya.
Selama seseorang menuruti hawa nafsunya dan dikendalikan olehnya, ia tak akan mampu bersikap ridha terhada qadha, sebab tabiat hawa nafsu memang menentang Al-Haqq, sehingga kelalaiannya pun kian bertambah. Karena itu, jika ingin hidup tenang, lawanlah hawa nafsu!

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar