Jika melihat orang kaya suka bersedekah itu hal biasa. Melihat orang
berpendidikan peduli kepada sesama itu hal wajar. Melihat pejabat suka membantu
itu lumrah. Tapi, jika melihat anak Punk dan jalanan yang miskin, terbuang,
terhina, dan terlunta-lunta di jalanan, lalu peduli kepada nilai kemanusiaan,
maka itu adalah hal luar biasa.
Inilah salah satu yang membuat saya terharu dan bangga melihat anak Punk
dan jalanan di Gaplek memiliki sikap kepedulian kepada sesama.
Suatu siang di Perempatan, saya berkunjung menemui anak Punk dan
jalanan. Saya lihat Roni, Regi dan Irwan sedang duduk santai di sudut trotoar.
Tiba-tiba, Irwan alias Mok-Mok mengedipkan mata kepada Regi sambil menunjukkan
satu kaleng kecil. Awalnya, saya pikir itu kaleng yang biasa mereka tabuh untuk
mengamen. Namun, setelah diperhatikan ternyata terdapat lubang kecil seukuran
koin. Hingga terbersit dalam hati saya: "Mengapa mereka membawa celengan
ke jalanan?!"
"Ente bawa harta karun kemana-mana, Bro?" tanyaku kepada Mok-Mok.
"Hahaha. Ini yang saya bilang kemaren, Pak," jawabnya.
"Apa itu?" tanyaku penasaran.
"Kami sering menyisihkan uang koin recehan di kaleng ini untuk
disumbangkan ke Panti Asuhan," jawab Mok-Mok.
Saya kaget dibuatnya. "Subhanallah...Luar biasa," bisikku dalam
hati. Aku merinding dibuatnya. Mereka punya kebiasaan mengagumkan.
"Kalian wajibkan atau semacam iuaran?"
"Tidak. Ini kesadaran kita sendiri. Ini murni sedekah. Berbeda dengan
iuran untuk beli kaos, sumbangan anak yang sakit atau yang lain. Ini khusus
untuk anak yatim piatu," jelas Mok-Mok.
Untuk tidur saja, mereka harus berteduh di depan ruko, berselimut kardus
dan koran, tapi mereka mampu memikirkan saudara mereka yang lain.
Kadang, mereka terusir dari satu tempat ke tempat lain. Untuk mandi dan
buang hajat, mereka harus merengek satpam untuk meminta izin menggunakan WC,
tapi sempat-sempatnya mereka bersedekah untuk yatim piatu.
Bahkan, seingatku, di antara mereka ada yang tak mengenal siapa orangtua
mereka. Untuk makan setiap hari, mereka harus tahan panas, mengamen dari satu
angkot ke angkot lain, atau menunggu perempatan Gaplek macet, baru beroperasi.
Tapi, sempat-sempatnya mereka bersedekah.
"Pasti ada anak-anak lain di luar sana yang nasibnya lebih buruk dari
kita. Semoga saja sedekah kita yang ikhlas bisa meringankan mereka," tutur
Regi.
Menurut Mok-Mok, mereka menyisihkan uang receh itu hingga penuh satu
kaling. Hampir setiap hari, mereka menyisihkan uang hasil mengamen,Rp 200, Rp
500, Rp 1000, pokoknya sekemampuan mereka. Ketika kaleng itu penuh, mereka
langsung menyerahkan kepada adik Regi untuk diserahkan ke panti asuhan. Dan,
mereka tak pernah menghitung berapa jumlahnya. Yang penting, jika seminggu atau
dua minggu celengen penuh, langsung disedekahkan.
Sungguh mulia hati mereka. Saya yakin, nilai Rp 1000 yang mereka sumbangkan
berbeda dengan Rp 1000 yang disedekahkan oleh TNI, Polisi, PNS, pegawai bank,
pengacara, dan penguasaha. Boleh jadi, nilai Rp 1000 yang mereka sumbangkan
setara dengan Rp 1.000.000 yang disumbangkan oleh kaum profesional yang memiliki
pekerjaan tetap. Apalagi jika dibandingkan dengan pengusaha kaya.
Sebab, perjuangan untuk mendapatkan Rp 1000 bagi anak jalanan berbeda
dengan kita. Mereka harus mengamen, di bawah terik matahari, di perempatan
panas, bising dan berdebu.
Semoga cerita ini dapat menjadi pelajaran buat kita semua. Semoga langkah
mereka untuk berbenah dimudahkan oleh Allah SWT. Bersedekah tak harus menunggu
kita kaya. Tak perlu menunggu memiliki pekerjaan tetap lalu bersedekah. Tak
perlu menunggu seluruh kebutuhan terpenuhi baru menyisihkan sumbangan. Tapi,
kapan pun jiwa ini ingin mendekat kepada Alllah, ingin bertobat, ingin berbenah
dan menyicikan batin, maka bersedekahlah. Bahkan boleh jadi, sedekah kita itu
yang kelak membuka pintu makrifat, membuat kita mencapai kebahagiaan
dunia-akhirat dan menyelamatkan kita dari neraka.
Rasulullah SAW bersabda,
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).
Nabi SAW juga bersabda: “Sesungguhnya sedekahnya orang Muslim itu dapat
menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah
akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri
sendiri“. (HR. Thabrani).
Semoga bermanfaat
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar