Dalam kitab Sirrul Asrar, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan bahwa jalan
untuk wushul (sampai) kepada Allah adalah dengan menjaga amalan badan tetap
berada di jalan yang benar dengan melakukan semua hukum syariat, baik di siang
hari atau malam.
Menurut beliau, kita harus mendisiplinkan diri dengan berdzikir,
baik secara jahr atau khafi (secara terang atau secara samar). Hukum berdzikir
menurut Syekh adalah wajib dan harus dilakukan oleh
semua manusia yang ingin dekat kepada Allah.
Allah SWT berfirman:
"Ingatlah Allah dalam keadaan berdiri atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (QS Ali Imran (3): 191).
"Ingatlah Allah dalam keadaan berdiri atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (QS Ali Imran (3): 191).
Dzikir harus disertai
dengan kesucian lahir dan batin agar menghasilkan cahaya dzikir di dalam batin.
Dzikir dilakukan dalam kesadaran yang terus menerus. Bahkan, saat kita dalam
keadaan tidur. Karena itu, sebelum tidur pun kita diperintahkan berdoa,
berdzikir, bertasbih, dan membaca ayat Al-Quran. Kita harus tetap menghidupkan
kalbu setiap saat meskipun dalam keadaan tidur.
Menurut Syekh,
sebagaimana kalbu yang hidup, ia tidak pernah tidur, maka janganlah mengira
bahwa kalbu itu akan mati. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:
"Kedua mataku tidur, tapi hatiku tidak tidur,"(HR Al-Bukhari)
"Kedua mataku tidur, tapi hatiku tidak tidur,"(HR Al-Bukhari)
Maka, mari niatkan
diri kita untuk berdzikir dalam setiap keadaan, selalu menghidupkan kalbu
dengan kesadaran ruhani yang selalu merindukan pertemuaan dengan Rabb. Mari
menghidupkan kalbu dengan tahlil, tasbih, tahmid, istighfar dan shalawat Nabi.
Semoga bermanfaat
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar