Diriwayatkan bahwa setelah Nabi Dawud a.s. menyaksikan sendiri betapa hebat dan
dahsyat balasan cinta Allah SWT kepada para wali-wali-Nya—para pecinta Allah
merindukan perjumpaan dengan-Nya—beliau pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dengan
apa mereka memperoleh anugerah ini dari-Mu?
Allah SWT menjawab, “Dengan berbaik sangka, mencegah diri dari
dunia dan penghuninya, mengasingkan diri bersama-Ku dan munajat mereka
kepada-Ku. Ini adalah peringkat yang tidak mudah
dicapai oleh siapa pun kecuali orang yang bersungguh-sungguh menutup mata
terhadap dunia dan penghuninya, juga sedikit pun tidak disibukkan olehnya,
bahkan tidak terlintas dalam ingatannya.
Ia mengosongkan dirinya hanya
untuk-Ku dan hanya memilih-Ku di antara seluruh makhluk-Ku. Ketika itulah Aku
bersimpati kepadanya. Aku kosongkan jiwanya dan Aku singkapkan tirai antara Aku
dengannya hingga ia melihat-Ku sebagaimana mata melihat sesuatu. Aku
perlihatkan kepadanya kemuliaan-Ku setiap waktu. Aku dekatkan dia pada cahaya
‘wajah’-Ku.
Jika ia jatuh sakit,
maka Akulah yang merawat dan mengobatinya, persis seperti seorang ibu yang
penuh kasih merawat anaknya. Jika ia haus, maka Aku memberikan minum dan Aku
cicikan padanya kelezatan mengingat-Ku. Aku berbuat begitu kepadanya, maka ia
buta akan dunia dan seluruh penghuninya. Aku jadikan ia tidak berselera
kepadanya. Ia pun tidak susah-payah sibuk dengan-Ku. Lalu, ia pun ingin
cepat-cepat mendatangi-Ku.
Aku tak ingin
cepat-cepat mencabut nyawanya, sebab ia tidak melihat apa pun selain Aku. Hal
yang sama pun terjadi pada-Ku. Aku tak melihat selain darinya. Jika Aku
melihatnya, maka melelehlah dirinya, kuruslah badanya, dan berhamburlah
organ-organ tubuhnya.
Ketika ia mendengar
Aku menyebutnya, kalbunya langsung tercerabut. Aku banggakan ia pada
malaikat-malaikat-Ku dan para penghuni langit-Ku. Lalu, rasa takut dan
ibadahnya pada-Ku pun semakin bertambah. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku,
sungguh Aku akan dudukkan dia di Surga Firdaus, Aku akan menyembuhkan dadanya
dengan melihat-Ku sampai ia rela dan benar-benar rela!”
--Imam Al-Ghazali
dalam kitab Al-Mahabbah wa asy-Syawq wa al-Uns wa ar-Ridha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar