Alkisah. Di sebuah kampung, hiduplah seorang gadis yang
cantik jelita bernama Iis dan disukai banyak pemuda di daerah tersebut. Lalu,
datanglah seorang musafir ke kampung itu. Karena kehausan, maka musafir ini pun
singgah di sebuah kedai kopi. Ada 4 orang pemuda yang kebetulan sedang
membicarakan gadis desa tersebut. Mereka adalah
Asep, Ujang,
Udin, dan Agus.
DIALOG I
Musafir: Kang Asep kenal dengan Iis?
Asep: Oh...Kenal. Dia anaknya Juragan Somad.
Musafir: Pernah ketemu?
Asep: Maaf, saya belum pernah ketemu. Tapi, konon cantik banget.
DIALOG II
Musafir: Kalau Kang Ujang, kenal dengan Iis?
Ujang: Oh, pasti kenal banget. Dia anaknya Juragan Somad.
Musafir: Pernah bertemu dia?
Ujang: Pernah dong...
Musafir: Bagaimana penampilannya?
Ujang: Dia itu memang cantik banget.
Musafir: Apa yang paling kelihatan cantik?
Ujang: Wow...matanya jeli. Bulu matanya lentik. Senyumnya aduhai. Siapa pun yang melihatnya, pasti klepek-klepek.
Musafir: Klepek-klepek?
Ujang: Iya. Pasti nyungsep. Kasmaran. Terbayang-bayang.
Musafir: Oh begitu ya?
Ujang: Coba saja.
Musafir: Pernah ngobrol?
Ujang: Belum. Saya hanya pernah bertemu saja sebentar.
DIALOG III
Musafir: Kang Udin, kenal dengan Iis?
Udin: Kenal dong. Anaknya Juragan Somad. Wow, dia cantik banget. Sekolahnya juga pintar.
Musafir: Rumahnya dimana?
Udin: Rumahnya di Kampung Babakan. Dari sini lurus saja, nanti kalau ada jembatan, belok kanan. 100 meter dari jembatan, ada kebon jambu. Nah, rumahnya menghadap ke selatan.
Musafir: Pernah ketemu?
Udin: Pernah dong. Dia bukan hanya cantik. Kalau bicara, pasti siapa pun bakal tersihir. Tubuhnya aduhai. Tinggi semampai. Kalau jalan,lenggak-lenggok.
Musafir: Masak sih?
Udin: Behhh. Benar!!! Orangnya sopan banget. Hormat banget sama orangtua. Tiap hari dia membantu orangtuanya mengajar ngaji di surau. Dia mencuci pakaian orangtua dan adik-adiknya.
Musafir: Sering ketemu dong?
Udin: Sering banget.
DIALOG IV:
Musafir: Kalau Kang Agus, kenal Iis?
Agus: Kenal. Ada apa?
Musafir:Nggak apa-apa. Cuma mau tahu saja.
Agus: Ohhh.
Musafir: Katanya cantik ya?
Agus: Hehehe. Cantik banget. Anak Juragan Somad, yang paling cantik adalah Iis. Kata kakeknya, dia itu mirip dengan ibunya.
Musafir: Pernah ketemu?
Agus: Hehehe. Sttt!!!! Jangan bilang siapa-siapa ya!
Musafir: Kenapa?
Agus: Sebenarnya saya ini pacarnya. Saya sudah 2 tahun jadi pacarnya.
Musafir: Oh begitu. Bagaimana orangnya?
Agus: Dia kalau buat sambel terasi, sedap banget. Sayur asem dan sayur lodehnya mantappp!
Musafir: Oh begitu.
Agus: Nafasnya membangkitkan gairah jiwa. Nada suaranya menusuk-nusuk jantung. Iis adalah cinta sejatiku. Tanganya halus banget.
Musafir: Hmmm
Agus: Saya sayang banget. Cintaku tak akan berpaling pada siapa pun. Dia pun saya lihat sangat mencintaiku. Insya Allah, Januari kita menikah.
Musafir: Selamat ya!
Semoga kita bisa mengambil hikmah tentang Makrifat Asma, Makrifat Sifat, Makrifat Af’al dan Makrifat Dzat. Semoga kita bisa mengenali pada maqam apa sebenarnya makrifat.
DIALOG I
Musafir: Kang Asep kenal dengan Iis?
Asep: Oh...Kenal. Dia anaknya Juragan Somad.
Musafir: Pernah ketemu?
Asep: Maaf, saya belum pernah ketemu. Tapi, konon cantik banget.
DIALOG II
Musafir: Kalau Kang Ujang, kenal dengan Iis?
Ujang: Oh, pasti kenal banget. Dia anaknya Juragan Somad.
Musafir: Pernah bertemu dia?
Ujang: Pernah dong...
Musafir: Bagaimana penampilannya?
Ujang: Dia itu memang cantik banget.
Musafir: Apa yang paling kelihatan cantik?
Ujang: Wow...matanya jeli. Bulu matanya lentik. Senyumnya aduhai. Siapa pun yang melihatnya, pasti klepek-klepek.
Musafir: Klepek-klepek?
Ujang: Iya. Pasti nyungsep. Kasmaran. Terbayang-bayang.
Musafir: Oh begitu ya?
Ujang: Coba saja.
Musafir: Pernah ngobrol?
Ujang: Belum. Saya hanya pernah bertemu saja sebentar.
DIALOG III
Musafir: Kang Udin, kenal dengan Iis?
Udin: Kenal dong. Anaknya Juragan Somad. Wow, dia cantik banget. Sekolahnya juga pintar.
Musafir: Rumahnya dimana?
Udin: Rumahnya di Kampung Babakan. Dari sini lurus saja, nanti kalau ada jembatan, belok kanan. 100 meter dari jembatan, ada kebon jambu. Nah, rumahnya menghadap ke selatan.
Musafir: Pernah ketemu?
Udin: Pernah dong. Dia bukan hanya cantik. Kalau bicara, pasti siapa pun bakal tersihir. Tubuhnya aduhai. Tinggi semampai. Kalau jalan,lenggak-lenggok.
Musafir: Masak sih?
Udin: Behhh. Benar!!! Orangnya sopan banget. Hormat banget sama orangtua. Tiap hari dia membantu orangtuanya mengajar ngaji di surau. Dia mencuci pakaian orangtua dan adik-adiknya.
Musafir: Sering ketemu dong?
Udin: Sering banget.
DIALOG IV:
Musafir: Kalau Kang Agus, kenal Iis?
Agus: Kenal. Ada apa?
Musafir:Nggak apa-apa. Cuma mau tahu saja.
Agus: Ohhh.
Musafir: Katanya cantik ya?
Agus: Hehehe. Cantik banget. Anak Juragan Somad, yang paling cantik adalah Iis. Kata kakeknya, dia itu mirip dengan ibunya.
Musafir: Pernah ketemu?
Agus: Hehehe. Sttt!!!! Jangan bilang siapa-siapa ya!
Musafir: Kenapa?
Agus: Sebenarnya saya ini pacarnya. Saya sudah 2 tahun jadi pacarnya.
Musafir: Oh begitu. Bagaimana orangnya?
Agus: Dia kalau buat sambel terasi, sedap banget. Sayur asem dan sayur lodehnya mantappp!
Musafir: Oh begitu.
Agus: Nafasnya membangkitkan gairah jiwa. Nada suaranya menusuk-nusuk jantung. Iis adalah cinta sejatiku. Tanganya halus banget.
Musafir: Hmmm
Agus: Saya sayang banget. Cintaku tak akan berpaling pada siapa pun. Dia pun saya lihat sangat mencintaiku. Insya Allah, Januari kita menikah.
Musafir: Selamat ya!
Semoga kita bisa mengambil hikmah tentang Makrifat Asma, Makrifat Sifat, Makrifat Af’al dan Makrifat Dzat. Semoga kita bisa mengenali pada maqam apa sebenarnya makrifat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar