Doa Mustajab di Waktu Sahur
Sebagian kita mengira bahwa waktu sahur hanyalah waktu
untuk menyantap makanan. Padahal waktu tersebut bisa pula kita gunakan untuk
memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala, untuk memohon setiap hajat-hajat kita.
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا
فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur
terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).
Imam Nawawi berkata bahwa bentuk keberkahan makan
sahur di antaranya adalah karena waktu itu orang bangun, ada dzikir dan do’a
pada waktu mulia tersebut. Saat itu adalah waktu diturunkannya rahmat serta
diterimanya doa dan istighfar. (Syarh Shahih Muslim, 9: 182)
Dalam hadits ini kita akan melihat keberkahan waktu
sahur tersebut. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا
تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى
ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ
يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia
ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang
berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka
akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.”
(HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758). Imam Nawawi berkata, “Pada waktu itu
adalah waktu tersebarnya rahmat, banyak permintaan yang diberi dan dikabulkan,
dan juga nikmat semakin sempurna kala itu.” (Idem, 6: 36).
Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan
berkata, “Doa dan istighfar di waktu sahur adalah diijabahi (dikabulkan).”
(Fathul Bari, 3: 32).
Hal di atas dikuatkan dengan firman Allah Ta’ala,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ
بِالْأَسْحَارِ
“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.”
(QS. Ali Imran: 17).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar