Salik dan Matin kembali berdiskusi di Sor Baujan (di bawah Pohon
Trembesi), untuk belajar hakikat sedikit demi sedikit. Sebagai pemula, Salik
merasa perlu untuk menimba ilmu dari Matin.
Salik (S): Bro, ajarkan saya tentang makna ihsan!
Matin (M): Waduh, mirip pertanyaan Malaikat Jibril kepada Rasulullah?!
S: Ah...Biasa saja. Saya hanya ingin belajar dari caramu memahami.
Salik (S): Bro, ajarkan saya tentang makna ihsan!
Matin (M): Waduh, mirip pertanyaan Malaikat Jibril kepada Rasulullah?!
S: Ah...Biasa saja. Saya hanya ingin belajar dari caramu memahami.
M: Dasarnya “anta’budallaha ka’anaka tarahu fa inlam tara fa
innahu yaraka” (Menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika kau tak
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu). Latihlah kesadaranmu ini saat
shalat atau sedang berdzikir. Lalu, gunakan kesadaran ini setiap saat dalam
kehidupanmu sehari-hari. Inilah makna ihsan
S: Jadi kesadaran bahwa kita selalu diawasi. Berarti muraqabah
itu seperti camera CCTV?
M: Untuk lebih mudah memahami, dapat dikatakan seperti itu.
S: Maksudnya, kita harus sadar bahwa setiap saat Allah mengawasi dan melihat semua gerak, bisikan, getar hati dan seluruh pekerjaan?
M: Betul. Namun, ini hanya tingkat dasar.
S: Maksudnya?
M: Camera CCTV itu kan searah. Sebab, kita hanya menjadi objek yang dilihat. Komunikasinya pun searah. Tertuang dalam rekaman. Ada jarak, tempo dan waktu untuk memutar ulang atau disaksikan langsung. Tapi, pengertian muraqabah dalam konsep ihsan lebih daripada itu.
S: Maksudnya, kita harus sadar bahwa setiap saat Allah mengawasi dan melihat semua gerak, bisikan, getar hati dan seluruh pekerjaan?
M: Betul. Namun, ini hanya tingkat dasar.
S: Maksudnya?
M: Camera CCTV itu kan searah. Sebab, kita hanya menjadi objek yang dilihat. Komunikasinya pun searah. Tertuang dalam rekaman. Ada jarak, tempo dan waktu untuk memutar ulang atau disaksikan langsung. Tapi, pengertian muraqabah dalam konsep ihsan lebih daripada itu.
S: Maksudnya?
M:Muraqabah itu adalah kesadaran seorang hamba yang secara terus
menerus atas pengawasan Allah terhadap semua keadaan. Juga bisa berarti
komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya dalam kesadaran batin. Jadi, ada
komunikasi dua arah.
S: Hmmmm. Bagaimana cara melatihnya?
M: Sebaiknya Anda belajar kepada guru tarekat/mursyid.
S: Saya sudah ikut tarekat, tapi waktu untuk bertemu guru dan bertanya tentang banyak hal tentu sukar. Para guru sufi tentu sangat sibuk, banyak urusan, saya ingin dengar dari caramu dalam memahami.
M: Hmmmm
S: Apa salahnya, memberi informasi sedikit!
S: Hmmmm. Bagaimana cara melatihnya?
M: Sebaiknya Anda belajar kepada guru tarekat/mursyid.
S: Saya sudah ikut tarekat, tapi waktu untuk bertemu guru dan bertanya tentang banyak hal tentu sukar. Para guru sufi tentu sangat sibuk, banyak urusan, saya ingin dengar dari caramu dalam memahami.
M: Hmmmm
S: Apa salahnya, memberi informasi sedikit!
M: Baiklah. Muraqabah adalah maqam seorang salik agar mencapai
insan kamil (manusia sempurna). Dalam tarekat, biasanya diajarkan dengan duduk
tafakur atau mengheningkan rasa dengan penuh kesungguhan hati seolah-olah
engkau sedang berhadapan langsung dengan Allah. Kau harus meyakini bahwa Allah
selalu mengawasi dan memperhatikan kita, hingga kau akan kau dapat mencapai
ihsan yang baik dan merasakan kehadiran Allah dimana saja dan kapan saja kau
berada.
S: Hmmmm
M: Engkau harus belajar dengan proses riayadhah dan mujahadah
untuk mencapai kedekatan dengan Allah, karena “Sesungguhnya Allah selalu
mengawasi engkau semua.” (QS Al-Ahzab: 52). Lakukan muhasabah atau evaluasi
diri setiap saat. Rasakan dengan kesadaran jiwa dan ragamu akan kehadiran Allah
dalam segala hal yang terbersit dalam pikiran, niscaya Allah akan selalu
menjaga dirimu. Jangan terputus dengan ibadah wajib, lalu perbanyak amalan
sunnah. Gunakan dzikir zahar dan khafi sebagai medianya agar engkau dapat
merasakan terhadap kehadiran Allah. Rasakan agar mencapai dawam hudhur
(senantiasa merasakan kehadiran Allah). Dari sini kau akan memahami bahwa
sebenarnya muraqabah adalah komunikasi spiritual.
S: Hmmm. Apakah setiap tarekat mengajarkan proses muraqabah?
M: Betul. Setiap tarekat memilik teknik muraqabah yang beragam.
Misalnya, dalam tarekat Qadiriyah terdapat 4 macam muraqabah. Dalam Tarekat
Naqsyabandiyah Mujaddidiyah terdapat 11 muraqabah. Dalam tarekat Chistiyah
terdapat 8 jenis muraqabah. Begitu juga dalam tarekat Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah terdapat 20 macam/tingkatan muraqabah.
S: Boleh dijelaskan macam dan tingkatannya?!
M: Masuk tarekat saja! Tanya gurumu!
S: Sudahlah, bagi sedikit saja! Insya Allah bermanfaat dan sangat membantu!
M: Tapi, ingat nanti kau tanya ke mursyidmu ya!
S: Iya...Cepat ajarkan saja sedikit!
S: Boleh dijelaskan macam dan tingkatannya?!
M: Masuk tarekat saja! Tanya gurumu!
S: Sudahlah, bagi sedikit saja! Insya Allah bermanfaat dan sangat membantu!
M: Tapi, ingat nanti kau tanya ke mursyidmu ya!
S: Iya...Cepat ajarkan saja sedikit!
M: Baiklah. Pertama, muraqabah Ahadiyah, yakni kesadaran akan
keesaan dan ketunggalan Allah dalam dzat, sifat dan af’al. Arahkan kesadaran
kalbumu pada esensi Tuhan, yang memiliki sifat maha sempurna dan tak terbatas,
tak terjangkau. Kedua, muraqabah ma’iyah, yakni kesadaran bahwa kita selalu
bersama Allah. Arahkan kalbumu kepada Tuhan dalam setiap keadaan, rasakan
dengan panca inderamu. Ketiga, muraqabah al-aqrabiyah, yakni mengarahkan
kalbumu kepada Tuhan yang esensinya begitu dekat, sangat dekat, lebih dekat
daripada indera penglihatanmu, lebih dekat daripada penciumanmu, lebih dekat
daripada perabaanmu dan rasamu, lebih dekat daripada pikiran dalam hatimu,
lebih dekat daripada memorimu, tetapi hanya Allah yang Maha Mengetahui akan
keadaan yang sesungguhnya.
S: Hmmmm. Lalu apa lagi?
M: Cukup, 3 dulu!
S: Tambah 2-3 lagi!
M: Cukup! Boleh jadi, kamu memerlukan waktu setahun untuk mencapainya.
S: Hmmmm.
M: Moga bermanfaat!
S: Hmmmm. Lalu apa lagi?
M: Cukup, 3 dulu!
S: Tambah 2-3 lagi!
M: Cukup! Boleh jadi, kamu memerlukan waktu setahun untuk mencapainya.
S: Hmmmm.
M: Moga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar