Selasa, 19 Maret 2019

RINDU KEINTIMAN SPROTUAL BERSAMA ALLAH


Imam Al-Ghazali mengatakan, “Ketahuilah bahwa perasaan damai, takut, dan rindu merupakan dampak dari perasaan cinta. Namun, kadar yang dirasakannya tidak permanen, tergantung pada tingkat ketajaman pandangan dan tingkat kepekaan perasaan yang menguasai sang pecinta.

Jika apa yang terjadi pada sang pecinta adalah sebuah penyaksian dari balik tabir hingga mencapai keindahan puncak dan ia merasa tak mampu lagi untuk menyaksikan lebih jauh hakikat keagungan tersebut, maka hatinya menjadi cemas, berkobar, dan bergerak bangkit untuk terus memburu. Keadaan cemas seperti itulah yang disebut syawq (kerinduan). Sungguh kerinduan adalah sesuatu yang gaib.

Jika ia dikuasi oleh perasaan tentram dan bahagia luar biasa, karena berdekatan (bersama Allah) dan berhasil menyaksikan kehadiran-Nya melalui tersingkapnya tabir antara Dia dan dirinya, lalu pandangannya juga terfokus pada penyaksian keindahan yang hadir terungkap di hadapannya, tanpa menoleh kepada keindahan lain yang belum diketahui, maka hatinya akan diliputi perasaan senang dan gembira. Kegembiraan seperti inilah yang disebut uns (keintiman spiritual). Lalu, jika pandangannya terfokus pada sifat keagungan dan kemandirian-Nya, sama sekali tak berpaling dari-Nya dan ia khawatir semua yang dirasakannya itu lenyap, menghilang atau menjauh, maka hatinya akan merasa pedih. Perasaan pedih semacam inilah yang disebut khawf (ketakutan).

Jadi, uns (keintiman spiritual) dalam konteks ini adalah kegembiraan dan kebahagiaan hati karena menyaksikan keindahan. Lalu, ketika kegembiraan dan kebahagiaan itu benar-benar telah menguasai, tidak peduli terhadap segala hal yang telah menghilag, juga tidak peduli dengan kekhawatiran akan menghilang, maka kenikmatan yang ia rasakan akan memuncak pada puncak tertingginya (uns). Suatu ketika Syekh Ibrahim bin Adham turun dari gunung. Seseorang bertanya, “Darimana engkau, ya Syekh?” Lalu beliau menjawab, “Dari bersenang-senang (uns) dengan Allah.” Bersenang-senang dengan Allah menyebabkan dia merasa tidak membutuhkan kepada selain Allah. Bahkan, semua bentuk kendala yang merintangi khalwat menjadi beban di hati.
---Imam Al-Ghazali, Kitab Mahabbah,Ihya

Selasa, 12 Maret 2019

SAHABAT JIWA

Ku mengenalmu lewat JIWA, bukan lewat MATA
Kujadikan kamu SAUDARA lewat HATI, bukan sekedar BASA-BASI
Ku tak tahu seperti apa aku dalam pandangmu, selayak apa ku dalam ukhuwahmu
tapi yang ku tahu..
meski dengan keTERBATASan dan berbalut keKEKURANGAN
aku menulis NAMAmu di HATIku
Sejak awal
kita dalam balutan ISLAM UHIBBUKIFILLAH

Sebuah pesan singkat dari seorang sahabat yang begitu menggugah jiwaku. Sejenak hati ini merasa malu dan keliru. Sungguh, aku tak pernah melupakanmu. Mungkin tanpa kusadari, ku telah mengabaikanmu karena berbagai kesibukan yang mencengkeramku.

Andai saja kau tahu....
Engkaulah sahabat jiwaku, meski raga tiada pernah bersua dan jarak terbentang di antara kita.

Engkaulah saudaraku, walau darah kita tak sama dan terlahir dari rahim yang berbeda.
Tiada terlewat namamu dalam lirih doaku.
Tiada terungkap besarnya kasih ini padamu.

Sahabat, MAAFkan aku...
Moga keceriaan kan slalu menghias wajah indahmu dan ketenangan sentiasa menyelimuti jiwamu.

Sahabat, cinta ini karena-Nya....
Smoga Allah pertemukan kita dalam indah mihrab-Nya dan memberi kita naungan manakala kelak tak ada naungan selain naungan-Nya.

MUNAJAT CINTA


Ya Allah yg berkuasa atas hati dan pikiran.
Detik ini aku kembali menghadap kepadaMu menyerahkan segala apa yg ada dalam diri, pikiran, hati, jiwa dan jasad.
NikmatMu kepadaku selama ini takkan pernah mampu ku syukuri..
Andaipun kusyukuri, rasa syukurku bagaikan sebutir debu, sedang nikmatMu laksana padang pasir yg luas..
Namun Engkau Maha Mencintai hambaMu...
Sehingga orang-orang yg kufurpun masih pula kau limpahi nikmatMu yg tak terhingga,
Segala puji bagi Engkau yg memasukkan siang ke dalam malam dan yg memasukkan malam ke dalam siang..
Yg menganugerahkan dan mencabut kekuasaan..

Malam ini hambaMu yg demikian hina ini..
Kembali bersimpuh diribaanMu hendak lagi memohon sesuatu,
Hamba sungguh tak berdaya atas perasaan yg sedang melanda hati hamba kini..
Jika ini adalah isyaratMu, maka bulatkanlah tekadku..
Mudahkan jalan dan bukalah tabir rahasiaMu,
Namun jika ini godaan setan belaka, maka cabutlah perasaan ini dariku..
Tutuplah jalan dan pancarkan CahayaMu..
Sehingga aku dapat melihat jalan yg terang, jalan yg Engkau ridhoi..

Ya Allah, aku memohon agar Engkau memilihkan yang baik menurut pengetahuan-Mu.
Aku memohon agar Engkau memberikan kepastian dengan Ketentuan-Mu
dan aku memohon dengan kemurahan Engkau yag Besar lagi Agung.
Karena sesungguhnya Engkaulah yang berkuasa, sedang aku tidak kuasa. 
Engkau yang amat mengetahui, sedang aku tidak mengetahui
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang masih tersembunyi..

Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa ia adalah baik bagiku, dalam agamaku, dalam penghidupanku, dan baik pula akibatnya bagiku, maka berikan ia kepadaku dan mudahkanlah ia bagiku, kemudian berilah keberlahan bagiku didalamnya..
Jika Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya ia tidak baik bagiku, bagi agamaku, penghidupanku dan tida baik akibatnya bagiku, maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya. 
Berilah kabaikan di mana saja aku berada, kemudian jadikanlah aku orang yang rela atas anugerah-Mu

Ya Allah Tuhan barat dan timur, yg memiliki pengetahuan atas segaka sesuatu..
Jika ini adalah isyarat dariMu, bahwa ia adalah baik bagiku dalam kehidupanku serta akibat-akibatnya, dekatkanlah dia dariku, lancarkan segala urusannya..
Sungguh hamba tak mampu meyakini semua ini..
Tanpa disertai keridhoan dan pertolonganMu..

Ya Allah, Engkau sebaik-baiknya pendengar, tolong dengarkanlah doaku..
Kabulkan permohonanku sebab Engkau adalah Maha Pengabul doa dari setiap hamba yg hina dan tak berdaya ini...
Aamiin..

DALAM KEHILANGAN


Aku telah sangat kehilangan…
Ketika pijak terlambat kupahatkan..
Pada pelataran pagimu
Yang mewangi
Pada langit cintamu
Yang tanpa tepi..

Malam telah jauh berselisihan dengan embun-embun putih di rerumputan
Sungguh aku dalam ketakutan
Hingga jiwa ini kuyup gentar
Bilakah kau uji cinta ini hingga luruh terbenam
Dilaut kehilangan yang tanpa dasar
Duhai kekasih….
Mekarkan nafasku yang basah
Dan mencintaimu di hamparan tanah ..

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim
Ya Rabbana Ya Karim Ya Adzim..

AMALAN YANG MENYEBABKAN ALLAH RIDHA

Dari khasanah masa lalu, ternukil sebuah kisah, tentang wafatnya Al- Ghazali. Syahdan seminggu setelah Imam Ghazali wafat, sahabatnya bermimpi berjumpa sang Imam. Dalam mimpinya itu sahabat bertanya : “Amalan apa yang menyebabkan Allah Ridha memasukkan engkau ke Surga?


Imam Ghazali menjawab :”Saya juga bertanya pada malaikat tentang pertanyaan ini. Malaikat menjelaskan : “Suati hari saat saya sedang menulis, datanglah seekor lalat. Dia hinggap di atas ceceran tinta dan menghirupnya.
Awalnya saya ingin mengusir tapi saya biarkan. Setelah selesai dengan hajatnya, lalat itupun terbang kembali. Nah dengan sebab ibadah yang nilainya tak lebih berat ketimbang sayap lalat itu, Allah ridha dan memasukkan saya ke Surga.”

Sahabat tercenggang. Bukankkah Imam Ghazali seorang mujadid (pembaharu) . Beliau bukan hanya ahli ibadah, tapi ahli tafsir dengan pemikiran-pemikiran hingga dikatakan seorang pembaharu. Salah satu kitabnya yang paling terkenal dibaca hingga hari ini adalah Ihya Ulumuddin.

Tak lagi terhitung, bebarapa juta orang yang telah mebaca kitab itu. Tapi yang menyelematkan dirinya ternyata bukan pahalanya. Melainkan jasanya membiarkan seekor lalat meminum ceceran tintanya. Sesuatu yang tidak pernah diingat oleh sang Imam. Bahkan tidak diketahui karena itu dianggap bukanlah ibadah.Tapi justru dengan ketidaktahuan itu hilanglah segala keakuan dan keegoan, yang Allah jadi ridha karenanya.
Subhanallah.. Maha Suci Engkau ya Allah.

KIAT MENJADIKAN HATI TETAP HIDUP

Ketahuilah, bahwa hati yang hidup (hati yang sehat) hanya akan diperoleh dengan ilmu dan ikhtiar (usaha). Adapun usaha tersebut yang bisa dilakukan untuk menjadikan hati tetap hidup adalah:
1) Dzikrullah dan Tilawatil Qur’an.
Dengan senantiasa dzikrullah (menyebut dan mengingat Allah) bagi seorang hamba manfaatnya sangatlah besar. Sebagaimana Dia berfirman: “Ingatlah, bahwa hanya dengan selalu mengingat Allah, hati menjadi tentram.”[QS. Ar-Ra'du:28]. Al-Imam Syamsuddin Ibnul Qoyyim berkata: ”Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan ruh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan pokoknya.”Dan Imam Hasan Al-Bashri berkata:”Lunakkanlah hatimu itu dengan berdzikir”.
Sebaik-baik dzikir adalah membaca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an mengandung berbagai khasiat penyembuh hati dari semua penyakit kegundahan. Allah berfirman; “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”[QS. Yunus:57].
2) Beristighfar
Hakikat istighfar adalah untuk memohon maghfirah (ampunan), dan batasan maghfirah adalah penjagaan dari keburukan yang diakibatkan dari dosa-dosa. Dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Nya selama memenuhi syaratnya pasti Allah memberikan ampunan. Firman-Nya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia meminta ampun kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[QS. An-Nisa’:110].
‘Aisyah berkata: “Beruntunglah orang yang mendapat dalam buku catatan amal perbuatannya memuat istighfar yang banyak.” Qatadah berkata:”Sesunggunhya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.”
3) Do’a
Allah berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku perkenankan bagimu. “[QS. Al-mukmin:60].
Doa termasuk salah satu sebab yang mampu menyihatkan hati. Rasulullah , orang yang hatinya terjaga dan paling bersih pun sentiasa berdo’a kepada Allah perihal hati. Seperti ‘Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kejahatan hatiku..’ Dalam do’anya yang lain ‘Ya Allah jadikanlah cahaya (penerang) dalam hatiku..’ atau yang sering kita dengar ‘Wahai Dzat Yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hati kami dalam agamaMu.’
4) Bershalawat kepada Nabi Muhammad
Allah bershalawat (menyebut dan memuji di hadapan para malaikat) sepuluh kali, bagi orang bershalawat kepada rasul-Nya (sekali). Rasulullah bersabda : ”Barang siapa yang bershalawat untukku satu kali. Maka Allah akan bershalawat sepuluh kali lipat.”[HR. Muslim]. Karena yang demikian itu, setiap satu kebaikan nilainya akan dilipat gandakan sepuluh kalinya, dan bershalawat untuk Nabi termasuk kebaikan yang tinggi.
5) Qiyamullail
Jika seseorang tetap melakukan shalat malam, maka wajahnya akan bercahaya dan dia juga akan merasakan kenikmatan beribadah dalam hatinya, sebagaimana yang dituturkan oleh para Ulama Salaf berikut ini:
Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang sering beribadat di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan bagi mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa malam aku tak suka hidup di dunia ini.”
Ibnul Mukandir: ”Bagiku kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, qiyamullail, bersilaturahmi dengan ikhwan dan shalat berjama’ah.”
6) Mencari ilmu syar’ie. 
Karena dengan memahami ilmu agama akan tumbuh rasa takut kepada Allah, yang mampu menjaga kita.
7) Berteman dengan orang soleh. 
Karena mereka akan menarik kita dalam amal kebajikan dan meninggalkan segala bentuk kemungkaran. Mereka akan sentiasa mengingatkan kita kepada Allah.
8) Banyak Mengingat Mati 
Mengingat mati akan menghindarkan kita dari maksiat dan dapat memperlunak hati kita. Ziarah kubur, Menyaksikan orang yang sekarat juga boleh menjadikan cara yang kuat untuk melembutkan hati.

Diambil dari berbagai sumber

RACUN HATI


Setiap kemaksiatan adalah racun dan yang merupakan penyakit dan perusak kesucian hati. Dan racun-racun hati yang paling banyak ditemukan dan reaksinya cukup keras bagi kelangsungan hidup hati ada empat macam yaitu:
1 Berlebihan dalam berbicara
Banyak berbicara adalah salah satu faktor yang menyebabkan hati menjadi keras, sebagaimana sabda rasulullah saw :”Janganlah memperbanyak kata (bicara) selain dzikrullah, karena banyak bicara selain dzikrullah menjadikan hati keras. Dan orang yang terjauh dari Allah adalah yang berhati keras.”[HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar]. 
Kemudian juga dengan banyak berbicara terkadang membuat seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan dan tanpa dipertimbangkan sebelumnya, sehingga melahirkan kerugian dan penyesalan. Umar bin Kahttab ra pernah berkata: “Barang siapa yang banyak bicaranya, maka banyak kesalahannya, sehingga nerakalah sebaik-baik tempat bagi mereka.” Hal ini ditegas juga dalam sebuah hadits , bahwa rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan ia tergelincir kedalam neraka lebih jauh antara timur dan barat.” [muttafaq ‘alaihi, dari Abu Hurairah ]
2 Berlebihan dalam memandang sesuatu
Allah telah memerintahkan kepada setiap mukmin dan mukminah untuk menundukkan pandangannya yang demikian itu lebih suci bagi hati mereka. Dan juga mereka akan merasakan manisnya iman, sebagaimana sabda rasulullah saw : “Barangsiapa yang menahan pandangannya karena Allah, maka dia akan diberikan oleh Allah rasa manisnya iman yang ia rasakan dalam hatinya, sampai dimana ia manghadap kepada-Nya.” [HR. Ahmad].
Sekarang bagaimana jika perintah itu dilanggar, maka jelas akan menyebabkan fitnah bagi hati pelakunya. yaitu, rusaknya kesucian hati itu sendiri oleh angan-angan dan keindahan semu yang dibisikkan setan, lupa terhadap hal yang menjadi kemaslahatan. Lalu ia berbuat melampaui batas sehingga hilanglah akal sehatnya dan menyebabkan ia menjadi pengabdi hawa nafsu. Allah berfirman:”Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas.”[QS. Al-Kahfi:28].
3 Berlebihan dalam makan
Sedikit makan dapat melunakkan hati, menajamkan otak, merendahkan nafsu birahi dan melemahkan nafsu amarah. Sedangkan bila banyak makan, bahkan sampai kekenyangan akan berakibat sebaliknya. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk berpuasa. 
Ibrahim bin Adham berkata:”Barangsiapa mampu mengendalikan perutnya, maka ia mampu pula mengendalikan agamanya, dan barang siapa yang mampu menguasai rasa lapar (tidak makan berlebihan) maka ia dapat menguasai akhlak-akhlak yang baik, sebab maksiat kepada Allah itu jauh dari orang-orang yang lapar (yang mampu syahwat perutnya).” 
4 Berlebihan dalam bergaul
Berinteraksi dengan orang lain merupakan kebutuhan fitrah bagi manusia sebagai makhluk sosial, sehingga islam tidak melarang hal tersebut. Namun syariah mengatur tentang batas-batas dan adab-adabnya, seperti tidak boleh melakukan khalwat (bersepian dengan lawan jenis tanpa mahram), tidak menggunjing (ghibah), tidak berlebihan dalam tawa dan canda, tidak melalaikan kewajiban-kewajiban ibadah dan lain sebagainya.