Selasa, 08 Desember 2015

ALLAH MENYUKAI HATI YANG TAK MENDUA



Syekh Ibnu Atha’illah mengatakan: “Pahamilah firman Allah, ‘Yaitu di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehat,”(QS Asy-Syu’ara [26]: 88-89). Kalbu yang sehat adalah yang hanya bergantung kepada Allah.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya engkau datang kepada Kami sendiri-sendiri seperti pertama kali Kami ciptakan. Lalu, Kami tinggalkan di belakangmu (di dunia) ini seperti apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.’
Dapat dipahami bahwa engkau baru bisa datang kepada Allah dan sampai kepada-Nya jika engkau sendirian tanpa apa pun selain Dia. Allah SWT berfirman, “Bukankah Dia mendatangimu sebagai yatim, lalu Dia memberikan perlindungan?” (QS Ad-Duha [93]: 6). Maksudnya, Allah akan melindungimu jika engkau benar-benar yatim dari segala sesuatu selain Dia.
Nabi SAW bersabda, “Allah ganjil (tunggal), senang pada yang ganjil.” (HR At-Tirmidzi). Artinya, Dia menyukai dan menyenangi hati yang tidak menerima dualisme. Hati itu hanya untuk Allah. Dengan pertolongan Allah, orang yang berada di hadapan-Nya dan mendapat curahan nikmat-Nya dapat memahami. Maka, bagaimana mungkin mereka akan bersandar kepada selain Dia, sementara mereka telah menyaksikan wujud keesaan-Nya?!”
--Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Taj Al-‘Arus
------
Sahabatku, hati yang sehat adalah yang mampu memutuskan harapannya kepada makhluk dan hanya mau bergantung kepada Allah SWT. Hati yang sehat meyakini bahwa semua wujud selain Allah laksana debu. Karena itu, lupakanlah janji dan harapan makhluk, serta lupakanlah pujian mereka! Janganlah mengharap manfaat dari mereka, dan jangan pernah merasa takut pada bahaya yang berasal dari mereka!
Jika engkau mampu memberi sesuatu kepada orang lain, maka pemberianmu itu hanya untuk Allah, bukan agar manusia menyebutmu dermawan atau pemurah.Sama halnya ketika engkau tidak memberi, maka lakukanlah itu untuk Allah, bukan karena ingin memenuhi hasrat balas dendam, kedengkian dan kekikiranmu.
Jika engkau mencintai, maka cintailah hanya karena Allah, bukan karena kepentingan duniawi yang murah! Jika engkau membenci, maka bencilah karena Allah, bukan karena dengki dan ketidaksukaanmu! Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang cinta karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah,dan tidak memberi karena Allah, berarti imannya telah sempurna.” (HR Abu Dawud)

Kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Dia, baik itu berupa segala sesuatu yang menggiurkan, syahwat, harta, dan kedudukan. Jika hatimu telah kosong, pasti rahmat, taufik, dan bantuan Allah akan menjaga dan memeliharamu setiap waktu, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Dia melindungi orang yang shaleh.”
Hati menjadi rusak apabila di dalamnya terdapat sesembahan selain Allah, sebagaimana langit dan bumi yang akan hancur bila ada tuhan-tuhan selain Allah; “Kalau pada keduanya terdapat tuhan-tuhan selain Allah, niscaya ia hancur.” (QS Al-Anbiya [21]: 22).

Begitu pula keadaan hati yang diisi sesembahan selain Allah. Hati itu akan menjadi sangat rusak dan sulit diharapkan sembuh, kecuali dengan menyingkirkan sesembahan tersebut dan menjadikan Allah semata satu-satunya Tuhan dan sesembahannya yang dicintai, diharapkan, ditakuti, dan dijadikan tempat bergantung, serta tempat kembali. Demikian penjelasan Dr. Muhammad Najdat.
Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar