Senin, 20 November 2017

PESAN IMAM ABU HASAN ASY-SYADZILI

Menurut Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili, jika Allah hendak memuliakan seorang hamba dalam gerakan dan diamnya sekalipun, maka Allah akan angkat dia menjadi orang yang suka beribadah kepada-Nya. Allah tutup dari kepuasan dirinya sendiri, Dia jadikan hamba itu asyik di dalam ibadahnya, kepuasan dirinya tertutup kecuali sebatas dan secukupnya saja untuk dirinya, bahkan sang hamba tidak akan melirik kepuasan dirinya seolah ia sibuk dalam keterasingan.
Jika Allah hendak menghinakan seorang hamba dalam gerak dan diamnya maka Allah luapkan kepuasan dirinya, Dia tutup pintu ibadahnya sehingga asyik di dalam syahwatnya, sedankan ibadahnya kepada Allah menjadi sesuatu yang asing, meskipun secara lahiriah sang hamba terlihat mengerjakannya.
Ibadah adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan, menolak syahwat dan kehendak, maka barang siapa mampu mencapai derajat kesucian kalbu dari setan, hawa nafsu dan dunia, lalu lalu diiringi dengan banyak ingat untuk beribadah kepada Allah, maka dia telah meraih kebaikan seluruhnya.”
Hamba yang dimuliakan Allah dengan ibadah mendorong hamba untuk menjalankan ketaatan tepat pada waktunya. Hal itu karena, setiap waktu ada nilai ibadah yang harus engkau penuhi dengan mengikuti ketentuan rububiyah. Maka tidak boleh ketaatan itu terlambat dijalankan sebagaimana ketaatan yang dijalankan untuk mengganti ketaatan yang hilang.
Faedah ketaatan dan menjaga kelanggengannya tidak lagi dapat dipungkiri. Pernah suatu ketika Abul Hasan asy-Syadzili ditanya, “Apa yang engkau dapat petik dari ketaatanmu dan apa yang engkau dapat petik dari kemaksiatanmu?” Maka Abul Hasan asy-Syadzili menjawab, “Dari ketaatan aku memetik ilmu yang bertambah, cahaya Ilahi yang terang dan mahabbah. Sedangkan dari kemaksiatan aku memetik kegundahan, kesedihan, takut dan harapan semu.”

--Al-Madrasah Asy-Syadziliyah Al-Haditsah wa Imamuha Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili, karya Syekh Abdul Halim Mahmud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar