Kamis, 19 Mei 2016

CINTA DAN BENIH KEBAHAGIAAN


Imam Al-Ghazali mengatakan:
"Cinta adalah benih kebahagiaan. Cinta kepada Allah dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui ibadah. Ibadah dan dzikir yang terus menerus akan mencerminkan tingkat pengendalian dan pengekangan nafsu badan.
Ini tidak berarti ia harus memusnahkan seluruh nafsu badan, karena jika begitu maka ras manusia akan musnah. Namun, pemuas hasrat tubuh itu harus dibatasi secara ketat.

Dan, karena manusia bukanlah hakim yang terbaik untuk menghukum diri sendiri, maka ia harus mengkonsultasikan penetapan batasan-batasan itu kepada pembimbing ruhani, yakni para nabi. Hukum yang mereka tetapkan berdasarkan wahyu Allah yang harus ditaati. Orang yang melanggar berarti telah menganiaya dirinya sendiri.
Banyak orang mengaku mencintai Allah, tetapi kecintaannya sama sekali tak teruji. Untuk menguji rasa cintamu, perhatikanlah kemana kau akan condong ketika perintah-perintah Allah datang bertolak-belakang dengan hasrat keduniawianmu?
Orang yang mengaku mencintai Allah, namun tetap membangkang kepada-Nya, berarti pengakuannya itu dusta belaka."
---Imam Al-Ghazali, kitab Kimiya As-Sa'adah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar