Rabu, 03 Agustus 2016

CARA MENGHADAPI KEMATIAN



Dalam kitab Al-Bidâyah, Ibnu Katsir bercerita bahwa Umar bin Abdul Azis melewati kuburan seraya berkata, "Wahai maut, apa yang engkau lakukan pada orang-orang yang aku cintai? Di mana engkau sembunyikan orang-orang yang aku sayangi, saudara, teman, serta kerabatku? Wahai maut, apa yang telah engkau perbuat terhadap mereka?"
Saat itu, suasana sangat hening, karena tak ada yang menjawab ratapannya. "Tahukah kalian apa yang dikatakan maut?" tanya Umar pada kesempatan lain sambil menangis. "Tidak!" jawab orang-orang disekitarnya. "Maut berkata, 'Aku lumat kedua mata, butakan pandangan, aku lepas kedua telapak dari hasta, aku tarik kedua hasta dari pangkal lengan, dan aku pisahkan kedua pangkal lengan dari pundak."
Bagi orang yang beriman, kematian tidaklah menyurutkan langkahnya untuk terus-menerus mengingat Allah. Mereka tidak akan lari darinya, tapi mereka justru menyiapkan dirinya dengan bekal keimanan dan baju ketakwaan saat menghadapi Malaikat Maut.
Mereka hampir tak pernah melalaikan maut, karena fase itu merupakan fase yang harus dilalui oleh setiap insan dan pasti akan menimpa setiap mahluk-Nya, sebagiamana firman-Nya: "Tiap-tiap (yang berjiwa) pasti akan merasakan mati. Sesungguhnya kamu akan diberi pahala yang sempurna pada Hari Kiamat. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga sungguh ia sangat beruntung. Dan kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu," (QS Ali-'Imran [3]: 185).
Salah satu cara mengingat kematian adalah melakukan ziarah kubur. Dulu memang Rasulullah SAW pernah melarang umatnya melakukan ziarah kubur, namun kemudian larangan itu dicabut.
Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku melarang kalian ziarah ke kuburan. Sekarang, silahkan kalian melakukannya! Sebab, hal itu dapat mengingatkan kalian pada kematian," (Al-Hadis).
Ibnu Umar r.a. menuturkan, “Saya pernah menemui Rasulullah Saw. yang sedang dikelilingi sekelompok orang. Seseorang dari kaum Anshar bertanya, 'Siapakah orang yang paling bijak dan paling mulia, ya Rasulullah?' Rasulullah Saw. menjawab, ”Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling tekun melakukan persiapan untuk Akhirat. Mereka itulah orang yang bijak yang memperoleh kemuliaan dunia dan keagungan Akhirat.”
Cara serupa juga sering kali dilakukan oleh Sayidina Usman bin Affan r.a. Adalah Hani’, salah seorang hamba sahaya beliau bercerita, bahwa Usman sering berdiri seorang diri di atas kuburan sambil menangis sehingga air matanya membasahi jenggotnya.
Lalu seseorang bertanya kepadanya, “Ketika ingat surga dan neraka engkau tidak menangis, tetapi ketika ingat kuburan engkau menangis.”
Usman ra mengatakan, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kuburan merupakan salah satu tempat tinggal Akhirat yang pertama. Jika selamat darinya, maka setelahnya akan lebih mudah darinya. Tetapi jika tidak selamat darinya, maka setelahnya akan lebih parah dan pedih darinya.”
---Dikutip dari buku Sebening Mata Hati karya Asfa Davy Bya, Hikmah, Mizan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar