Sabtu, 07 Oktober 2017

MEMBUKA KUNCI SURGA

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika Allah SWT menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa, maka Musa berkata, “Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang akan saya kerjakan sebagai rasa syukur kepada-Mu, karena nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku.’ Maka, Allah Swt. berfirman, ‘Hai Musa, katakanlah, ‘‘Lâ ilaha illa allâh.’ Kemudian Nabi Musa a.s. masih belum merasa puas dengan amalan tersebut dan masih meminta amalan lainnya.
Maka, Allah Swt. berfirman, ‘Hai Musa, seandainya kamu meletakkan tujuh langit dan tujuh bumi dalam satu piringan timbangan. Lalu kamu meletakkan kalimat ‘Lâ ilaha illa allâh’ dalam piringan timbangan lainnya, maka sungguh piringan timbangan ‘Lâ ilaha illa allâh’ akan lebih berat.’”
Kalimat ‘Lâ ilaha illa allâh’ adalah kunci pembuka surga. Namun setiap kunci mesti ada gerigi-geriginya, hingga kunci itu bisa digunakan untuk membuka pintu. Di antara gerigi-gerigi itu adalah bersihnya lidah orang yang berzikir dari perkataan dusta dan ghibah; sucinya hati orang yang khusyuk dari rasa dengki; sucinya perut dari makanan yang haram dan syubhat; serta sucinya anggota tubuh yang sibuk mengabdi kepada Allah dari perbuatan maksiat.
Seorang sahabat bernama ‘Ubadah ibn al-Shamit r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah mengharamkan neraka kepadanya.” (HR Muslim).
Al-Hasan al-Bashri—semoga Allah merahmatinya—meriwayatkan mengenai firman Allah Swt., “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Q.S. al-Rahmân [55]: 60) Yakni, tidak ada balasan perkataan “Lâ ilaha illa allâh Muhammad Rasûlullâh,” kecuali surga.

----Disarikan dari kitab Munyah Al-Waizhin Wal Ghunyah Al-Mutaizhzhi karya Syaikh Al-Anqury

Tidak ada komentar:

Posting Komentar