Kamis, 04 Juni 2015

BELAJAR TENTANG KEJUJURAN

Muhammad bin Ali Al-Kattani meriwayatkan, “Kami mendapati agama Allah berdiri di atas tiga sendi; kebenaran, kejujuran dan keadilan. Kebenaran itu terkait dengan anggota tubuh, keadilan terkait dengan hati, dan kejujuran terkait dengan akal.” 
Allah SWT berfirman, “Dan, pada Hari Kiamat engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam,” (QS Az-Zumar: 60) Sofyar Ats-Tsauri menjelaskan bahwa maksud ayat tersebut adalah “Mereka adalah orang-orang yang mengaku mencintai Allah, tetapi mereka tidak jujur dalam pengakuannya.”
Allah Ta’ala memberi wahyu kepada Nabi Dawud a.s., “Wahai Dawud, barangsiapa jujur kepada-Ku di dalam batinnya, niscaya Aku akan membenarkannya di depan makhluk secara terang-terangan.”
Muhammad bin Sa’id Al-Maruzi mengatakan, “Jika engkau mencari Allah dengan jujur, niscaya Allah akan memberimu kaca cermin sehingga engkau dapat melihat segala keajaiban-keajaiban dunia dan akhirat.”
Abu Bakar Al-Waraq juga mengatakan, “Jagalah kejujuran yang telah terjalin di antara engkau dan Allah, dan jagalah kasih sayang yang telah terjalin di antara engkau dan sesama makhluk.”

Dzu-Nun Al-Mishri ditanya oleh seseorang, “Apakah seorang hamba punya cara untuk memperbaiki semua urusannya? Lalu, beliau menjawab dengan membaca sebuah syair:
“Sepanjang kita tetap dalam kebingungan dosa-dosa
Kita tak akan pernah menemukan jalan menuju kejujuran.
Pengakuan-pengakuan nafsu itu hanya menghibur diri kita saja
Dan melawan hawa nafsu, sungguh terasa berat.”
--Dikutip dari Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar