Sabtu, 20 Juni 2015

SAMUDERA MAKRIFAT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI (1)



Dalam pembukaan Surah Ali Imran, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan,
“Sesungguhnya telah jelas adanya. Tak ada yang tersembunyi bagi orang-orang yang merenungi secara mendalam setiap kalimat dalam Kitab Al-Qur’an yang diturunkan Allah. Semuanya berhubungan dengan perbaikan lahiriah dari segala kotoran serta syubhat basyariyah (kemanusiaan). Al-Quran akan menyucikan batin bagi para pemilik tekad yang benar (ûlu al-azâ’im ash-shahîhah) dari segala dugaan dan khayalan rusak yang menghancurkan perjalanan menuju ketunggalan Dzat dan Diri (Huwiyah) yang mengalir di semua mazhhar (penampakan) sesuai dengan keberbilangan tajaliyat Allah yang menjadi manifestasi dari semua sifat dan asma Dzat-Nya.
Sungguh telah jelas adanya bahwa tirai penurunan wahyu, ilham, dan hikmah (inzâl), begitu juga pengutusan Nabi dan Rasul (irsâl) dan wahyu bagi para Nabi berikut segenap ilham dan irhash yang muncul dalam hati para waliyullah yang ikhlas, sesungguhnya adalah untuk mengingatkan tentang 2 hal.
Pertama, tentang bagaimana terjadinya inbisâth (kondisi khauf dan raja’ terhadao diri manusia) bayangan Ilahi yang membentang hingga ke Semesta Ketiadaan (thabi’ah al-‘adam), yang memanifestasi menjadi wujud, dan siap menerima refleksi pancaran sinar-Nya yang melimpah seiring dengan tajaliyat keindahan dan keagungan-Nya (tajalliyat jamaliyah wa jalaliyah).
Kedua, tentang bagaimana hubungan kuat antara bayangan-bayangan (azhlâl) dan refleksi lain yang terbatas pada Asal Keesaan (al-mabda` al-wahdâniy) yang merupakan Keesaan Dzat (al-wihdah adz-dzâtiyyah) yang sama sekali tidak mengandung keberbilangan di dalamnya, kecuali sesuai dengan sifat-sifat dan keadaan-Nya. Hal tersebut sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah ketika Dia menjelaskan tentang Dzat-Nya sendiri yang terhindar dari segala bentuk keberbilangan: "Katakanlah Dia Allah yang Mahaesa" (QS. Al-Ikhlash: 1). Dan Dia berfirman mengenai keberbilangan yang menjadi konsekuensi Diri-Nya: "Setiap hari (waktu) Dia dalam kesibukan." (QS. Ar-Rahman: 29).
Jadi, yang dimaksud dengan bayang-bayang (azhlal) di atas adalah segala sesuatu selain Allah. Karena Allah adalah Cahaya Sejati, maka segal sesuatu selain Dia adalah semu.
Kemudian, Allah berfirman tentang hubungan antara "bayangan-bayangan" dan kembalinya mereka semua kepada Keesaan: "Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya." (QS. Hud: 56). Allah juga menyatakan dengan menggunakan lisan para bayangan: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali." (QS. Al-Baqarah: 156). Dan Allah berfirman: "Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali." (QS. Al-Anbiya`: 93). Dan Allah berfirman: "Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka," (QS. Al-Ghasyiyah: 25). Dan masih banyak ayat dan berita lain yang mengabari tentang masalah ini, termasuk sekian banyak kesaksian dan kasyf yang muncul dari para wali yang telah Allah tunjukkan tanda-tanda-Nya kepada mereka.
Ketika Insan Kamil siap menerima mazhhar (penampakan) semua sifat Ilahiah, dan dirinya layak menjadi khalifah dan wakil Ilahi di dunia, Allah lalu menurunkan dari hadirat-Nya kepada Insan Kamil sebuah Kitab yang mencakup semua yang sudah ada dan akan ada, baik yang basah maupun yang kering, dan mencakup setiap renik dan kulit halus. Sebagaimana yang telah dinyatakan Allah di dalam Kitab-Nya: "...tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang Nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Al-An'am: 59).
Allah juga menyatakan tentang Kitab yang menjelaskan ayat-ayat-Nya: "Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. " (QS. Fushshilat: 42).
Oleh sebab itu maka seorang penempuh jalan kebenaran harus berusaha sekuat tenaga untuk menggali kedalaman Sirr-nya yang terpendam dalam relung-relungnya, serta menyelam ke palung samuderanya sehingga ia dapat meraih berbagai manfaat mutiaranya, untuk kemudian ia mewujudkan maqam berakhlak dengan akhlak Allah (at-takhalluq bi-akhlâqillâh), sehingga ia pun memiliki sifat yang layak bagi kedudukan sebagai khalifah dan wakil Allah di dunia yang berhak atas berkah firman Ilahi.
Demi semua itulah Allah berfirman kepada Rasul-Nya yang merupakan sosok manusia paripurna dan makhluk sempurna shalawâtullâh 'alaih, sebagai berkah dari-Nya dalam ayat berikut ini: “Alif lâm mîm. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan kebenaran; membenarkan apa-apa (kitab) yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Taurat dan Injil), sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqân. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai pembalasan.” (QS Ali Imran 1-3).
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani, terj. Tim Markaz Al-Jailani.

SAMUDERA MAKRIFAT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI (2)

Allah SWT berfirman, “Alif lâm mîm. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan kebenaran; membenarkan apa-apa (kitab) yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Taurat dan Injil), sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqân. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai pembalasan.” (QS Ali Imran 1-3).
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menafsirkan, “Dengan nama Allah yang telah menurunkan Al-Kitab dan mengutus Rasul sebagai bimbingan bagi semua hamba-Nya menuju Jalan Kembali (thariq al-ma’ad). Dengan nama Allah yang Maha Pengasih kepada mereka dengan menurunkan ayat-ayat muhkamat yang menyediakan limpahan keyakinan dan irfan (makrifat). Dengan nama Allah yang Maha Penyayang kepada mereka dengan menurunkan ayat-ayat mutasyabihat yang mengandung jalan menuju tauhid bagi pada Ahli Kebenaran dan Keyakinan (ahlul haqiqah wal-yaqin).
Alif lâm mîm, wahai Insan Kamil yang tunduk pada Keesaan, Ketunggalan, dan Kekudusan Allah, yang dibentuk dalam citra Ar-Rahman, yang selalu memperhatikan segala pengejawantahan sifat dan asma Ilahiah, yang darinya muncul segenap penampakan semesta, sehingga semua sifat dan asma itu mencakup dan meliputinya. Allah adalah Dzat tempat bergantung, Yang Maha Mencipta dari ketiadaan, Maha Menampakkan dan Maha Mengadakan, yang tidak ada Ilah (Tuhan)—tidak ada sesuatu pun yang Menampakkan dan Mengadakan—melainkan Dia yang Hidup kekal, yang Tetap Senantiasa, yang hidup-Nya tidak berbatas waktu dan tidak berbatas tempat; Dia tidak disibukkan oleh apa pun, Maha Terus-menerus Mengurus (makhluk-Nya), yang tidak pernah lelah, dan tidak pernah dibuat lemah oleh berjalannya waktu dan masa.
Dia telah menurunkan Kitab kepadamu, wahai sang Mazhhar al-Kull (Manifestasi Segala)—Muhammad SAW—sebagai anugerah bagimu. Dia telah menurunkan Al-Qur`an yang menghimpun dan mencakup segala yang ada di alam semesta, baik yang tinggi maupun yang rendah, baik yang di dunia maupun yang di akhirat, dengan kebenaran yang sesuai dengan kenyataan, membenarkan apa-apa (kitab) yang telah diturunkan sebelumnya, yaitu kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada para nabi di masa lalu, dan menurunkan juga Taurat dan Injil kepada Musa dan Isa 'alaihimâ as-salâm yang keduanya juga membenarkan kitab-kitab yang turun lebih dulu.
Sebelum Taurat dan Injil diturunkan kepada Musa dan Isa sebagai petunjuk bagi manusia yang menuntun mereka menuju Keesaan Zat (at-tauhîd adz-dzâtiy), setelah manusia menyimpang dari kebenaran menuju kesesatan dan setelah kesesatan itu muncul, maka Dia menurunkan Al-Furqân (Al-Qur’an), yakni sebuah Kitab Samawi yang membedakan antara petunjuk dan kesesatan, agar yang hak dapat dipisahkan dari yang batil, dan agar ayat-ayat Allah dapat dipisahkan dari bisikan setan.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah setelah Al-Furqân itu muncul dan diturunkan; serta mendustai Dzat yang telah menurunkan kitab-kitab dan ayat-ayat kepada mereka akan memperoleh siksa yang berat, yaitu berupa pengusiran dan keterhalangan dari wilayah tauhid disebabkan keingkaran mereka terhadap ayat-ayat yang menunjukkan kepada ke jalan-Nya. Dan, Allah yang Maha Memberi petunjuk menuju tauhid-Nya, Maha Perkasa, Maha Menguasai lagi Maha Berkuasa mempunyai pembalasan yang besar dan siksa yang pedih terhadap orang yang kufur terhadap ayat-ayat-Nya dan menyombongkan diri terhadap Dzat yang telah menurunkan ayat-ayat tersebut.”
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani, terj. Tim Markaz Al-Jailani.

RAHASIA AWET MUDA SEORANG NENEK BERUSIA 110 TAHUN
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Kisah sedekah yang satu ini sungguh luar biasa menakjubkan. Di suatu daerah terpencil di kota Malang, ada seorang perempuan tua yang masih tampak segar bugar.
Kulitnya mulus, meskipun sudah terlihat beberapa keriput di susut wajahnya tapi tingkahnya tetap lincah dan jalannya masih seperti ABG. Ia masih suka berlari-lari kecil, jalan-jalan sore dan menyapa tetangga kanan kirinya. Raut wajahnya menunjukan bahwa ketika masih muda, perempuan tua itu pasti sangatlah cantik.
Tiap hari ia tidak pernah absen pergi ke tetanganya. Bahkan hanya untuk urusan sepele seperti menanyakan kabar hari ini. Perempuan tua itu selalu menyempatkan diri untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Membantu tetangga membuat kue, memberi uang seadanya kepada anak-anak kecil di sekitar rumahnya. Ia ramah kepada pengemis ataupun pengamen yang berkunjung ke rumahnya. Sampai-sampai para peminta-minta itu hafal dengan kebaikan hati si nenek.
Begitu juga jika ada orang yang berkunjung ke rumahnya, baik itu orang asing seperti sales yang menawarkan barang ataupun seseorang yang meminta sumbangan, selalu disambutnya dengan hangat oleh si nenek tanpa pernah mengusir ataupun berkata kasar kepeda mereka.
Semua tetangga mengenal si nenek sebagai tetangga yang baik dan suka menolong banyak orang. Sehingga banyak yang suka kepadanya. Tiap hari rumahnya selalu ramai dikunjungi tetangga dekat maupun tetangga jauh.
Pernah suatu hari, salah satu cucunya datang dengan membawa calon istrinya. Calon istrinya heran melihat nenek dari salon suaminya itu sangat lincah dan berbicara lancar layaknya anak muda. Benar-benar tidak terlihat loyo dan kelihatan punya semangat hidup yang tinggi.
Waktu itu calon istri dari cucunya bertanya usia kepada si nenek," Kalau umur nenek sih sudah mencapai 110 tahun bulan Juli kemarin.". Begitu jawab nenek dengan enteng. "110 tahun'? betapa kagetnya calon istri dari cucunya ini.
Apa rahasia dari umur awet muda nek? dengan santai si nenek mengatakan "Kalau rahasia panjang usia itu tidak sekedar panjang usia saja, melainkan juga bagaimana usianya nenek juga bermanfaat bagi orang lain."
Bermanfaat bagi orang lain? sebuah kata-kata yang sangat masuk akal, karena kebanyakan manusia walaupun usianya bisa panjang akan tetapi justru malahan merepotkan orang lain. Kemudian si nenek melanjutkan "Berbagi disini bukan hanya sekedar memberi uang kepada anak yatim, orang miskin atau hal-hal lain yang dilihat banyak orang melainkan juga berbagi hati, mata, telinga, tangan, kaki dan semua anggota tubuhnya kita yang kita punya."
Sebuah jawaban yang dapat diambil sebagai pelajaran bagi semua orang. Bahwa dengan memberi apapun yang kita punya walaupun tidak harus berupa harta akan tetapi hati, mata telinga kaki dan semua anggota tubuh kita rupanya dapat membuat hidup seorang nenek menjadi berkah, silaturahmi yang terus disambung tanpa mengenal lelah. Hidup yang juga didoakan banyak orang lain. Kehadirannya sangat dinantikan dan dirindukan orang lain.
Subhanallah. .....

GENGGAMLAH DUNIA DI TANGAN, JANGAN LETAKKAN DI HATIMU!
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Letakkanlah dunia di tanganmu, jangan di hatimu! Hatimu harus terus merasakan kehadiran Allah, sebutlah nama Dzat-Nya. Penuhilah hatimu dengan nama-nama-Nya nan indah.
Sungguh, engkau dianggap sebagai orang yang celaka jika tidak merasa malu kepada Allah Subhanahu wata’ala, jika engkau menjadikan dinar sebagai tuhanmu dan menjadikan dirham sebagai tujuanmu, sedangkan engkau melupakan-Nya sama sekali! Sungguh, takdirmu telah dekat!
Maka, jadikanlah kedai-kedai yang kau miliki dan semua harta benda untuk keluargamu adalah semata-mata karena perintah syariat, namun hatimu harus tetap kokoh bertawakal kepada Allah.
Carilah rezekimu dan rezeki keluargamu hanya dari Allah SWT, bukan dari harta benda dan perniagaanmu. Dengan demikian rezekimu akan mengalir, begitu pula rezeki keluargamu. Kemudian, Allah juga akan memberimu karunia, kedekatan dan kelembutan-Nya dalam kalbumu. Dia akan mencukupi keperluan keluargamu dan keperluanmu melalui dirimu sendiri!
Allah juga akan mencukupi keluargamu dengan apa yang Dia kehendaki dan sebagaimana yang Dia kehendaki. Akan dikatakan kepada kalbumu, “Ini adalah untukmu dan keluargamu!”
-- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Fath Ar-Rabbani wal-Faidh Ar-Rahman

Sembuhkan Penyakit Stress, Kanker, dan Infeksi, Hanya dengan Shalat
SHALAT ternyata tidak hanya menjadi amalan utama sebagai rukun Islam yang kedua tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit.
Allah Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketaqwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:
Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.
Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia menundukkan  diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.

MENGENAL KESADARAN JIWA DENGAN AL-QU’RAN
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup Surah Al-Baqarah dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan:
“Wahai pengikut Muhammad yang selalu bertawajuh menuju tauhid Dzat Allah, semoga Allah melapangkan dadamu dan memudahkan urusanmu. Sesuai kemampuanmu, engkau harus mengambil sesuatu untuk dirimu dari Surah (Al-Baqarah dalam Al-Qur’an) yang mencakup semua tuntutan agama dan martabah yaqin.
Pertama, engkau harus berusaha menyingkirkan ketergantunganmu dari dunia dan isinya. Engkau harus menolak segala kelezatan dan syahwatnya, lalu bertawajuhlah kepada Allah dengan segenap kalbumu menuju tauhid Tuhanmu. Sembari membuka khazanah kemurahan-Nya dan wujud-Nya yang ada di dalam kalbumu. Engkau harus mampu menundukkan keadaan dan tindakanmu dari segala hal yang tidak berguna bagimu.
Engkau harus lari dari pertemanan dengan siapapun yang dapat membahayakan dan menyesatkanmu! Engkau harus mengejar pencapaian tangga tauhid, tangga tajrid (penyucian zahir-batin menggapai ridha-Nya), dan tangga tafrid (penguatan kesadaran keesaan Tuhan dari segala sesuatu selain-Nya), serta sambil menyingkirkan semua keberbilangan dan belenggu selain al-Haqq.
Engkau harus menghirup embusan kelembutan-Nya dan tiupan kekudusan-Nya, menenangkan diri dengan napas rahmat-Nya, menyingkap berbagai rahasia rububiyah-Nya, dan mengikuti petunjuk-Nya dengan mengikuti Nabi-Nya yang diciptakan dengan citra-Nya, yang diutus kepada semua makhluk-Nya. Nabimu yang telah menuntun makhluk menggunakan kitab-Nya yang diturunkan kepadanya, yang menghimpun semua hikmah, pelajaran, ibarat, simbol-simbol, dan berbagai isyarat yang ada di dalam kitab-kitab terdahulu. Semua yang ada pada Nabimu berasal dari-Nya, untuk menjadi petunjuk bagi orang-orang yang tersesat dalam cakrawala wujudnya sendiri, dan bagi orang-orang yang tenggelam dalam gelombang samudera kebaikan dan kemurahan-Nya.
Wahai murid yang menempuh suluk jalan kebenaran, engkau harus selalu berpegang pada kitab Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalam petunjuknya ini. Kitab yang tak ada keraguan sedikit pun bagi siapa saja yang beriman kepada diri yang gaib, senantiasa bertawajuh kepada-Nya, dengan selalu menghindarkan hasratmu dari segala hal yang dapat membuatmu lupa kepada Tuhanmu.
Engkau harus selalu bergerak menuju tujuan dan keinginanmu. Dengan segenap jati dirimu, engkau harus mampu menunjukkan semua hakikat, makrifat, hikmah, hukum, kisah-kisah, dan peringatan yang ada di dalam Kitab Al-Qur’an. Karena, tidak ada satu huruf pun dari semua huruf yang ada di dalam Kitab ini, melainkan ia mengandung makna yang jangkauannya hanya diketahui Allah; tanpa ada kebatilan yang menyusup ke dalamnya, baik dari depan maupun dari belakangnya, karena semuanya turun dari Sang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Ketika membaca Al-Qur`an, engkau harus menyucikan lahir dan batinmu dari segala bentuk kemanusiaanmu, sehingga engkau akan menghilang dari dirimu sendiri dan seluruh jati diri dan keberadaanmu akan fana, sehingga Tuhanmu dapat langsung berbicara kepadamu lewat ucapan dan firman-Nya.
Ketika hâl semacam ini telah melingkupi dirimu, dan ia telah menjadi akhlak-perilakumu, maka engkau pasti akan mendapatkan anugerah dari bacaanmu itu.

Ketika engkau membaca Al-Qur`an, janganlah engkau lalai dari inti isyarat yang disampaikannya dan berusahalah kau teliti setiap riwayat dan kandungannya.
Jika engkau berhasil membersihkan dirimu dari segala bentuk penghalang, dan engkau berhasil menjernihkan jiwamu dari segala penghalang, niscaya engkau akan mendapatkan bimbingan dari Al-Qur`an sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan bagi-Mu dalam ilmu-Nya. Karena Dia Mahakuasa atas segala yang Dia kehendaki, sehingga engkau berhak dan layak atas ijabah dari-Nya.”
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani, ---


2 komentar:

  1. ingin menjadi orang;yang;benar;sangat;sulit;dan;ora;gampang'kl;hanya;ingin;jadi;orang;sakti;terlalu;mudh;krn;banyak;para;dukun;bs;sakti;kerja;sama;dg;jin;atau;setan'

    BalasHapus
  2. Mohon izin saya copy paste n share.. iya Tuan H.Ma'mun zahrudin..

    BalasHapus