Sabtu, 06 Juni 2015

DIALOG IBLIS DENGAN ALLAH TA'ALA


Dinukil dari kitab Tambihul Ghofilin Abul Laits As Samarqondi

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ وَكَانَ أَبُو مُحَمَّدٍ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَ: " إِبْلِيسُ لِرَبِّهِ، أَيْ رَبِّ جَعَلْتَ لِبَنِي آدَمَ بُيُوتًا يَذْكُرُونَكَ فِيهَا فَمَا بَيْتِي؟ قَالَ: الْحَمَّامُ،
Dari abi muhammad , beliau adalah salah seorang sahabatnya anas bin malik -semoga Allah ta'ala meridhoinya- beliau berkata :
" Iblis berkata kepada Rabbnya, 
Wahai Tuhanku, engkau telah menjadikan rumah thd anak cucu adam utk berdzikir kpada-Mu, maka apakah yg menjadi rumahku ? 
" kamar mandi " jawab Allah.
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمْ مَجْلِسًا فَمَا مَجْلِسِي؟ قَالَ: السُّوقُ.
Iblis berkata :
Eangkau telah menjadikan majlis bagi anak cucu adam, maka apakah majlisku ?
" pasar " jawab Allah
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمْ قِرَاءَةً فَمَا قِرَاءَتِي؟ قَالَ: الشِّعْرُ.
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan bacaan bagi mereka, maka apakah bacaanku ?
" syair " jawab Allah
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمْ حَدِيثًا فَمَا حَدِيثِي؟ قَالَ: الْكَذِبُ.
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan pembicaraan bagi mereka, maka apakah pembicaraanku ?
" kebohongan " jawab Allah.
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمُ آذَانًا فَمَا آذَانِي؟ قَالَ: الْمِزْمَارُ.
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan pendengaran bagi mereka, maka apakah pendengaranku ?
" seruling " jawab Allah
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمْ رُسُلًا فَمَا رُسُلِي؟ قَالَ: الْكَهَنَةُ.
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan utusan bagi mereka, maka siapakah utusanku ?
" dukun " jawab Allah
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمُ كِتَابًا فَمَا كِتَابِي؟ قَالَ: الْوَشْمُ.
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan sebuah kitab bagi mereka, maka apakah kitabku ?
" tatto " jawab Allah
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمْ مَصَائِدَ فَمَا مَصَائِدِي؟ قَالَ: النِّسَاءُ.
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan berbagai buruan bagi mereka, maka apakah buruanku ?
" perempuan " jawab Allah
قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمْ طَعَامًا فَمَا طَعَامِي؟ قَالَ: مَا لَمْ يُذْكَرْ عَلَيْهِ اسْمِي.
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan makanan bagi mereka, maka apakah makananku ?
" semua makanan yg tdk disebut nama-Ku " jawab Allah

قَالَ: فَجَعَلْتَ لَهُمْ شَرَابًا فَمَا شَرَابِي؟ قَالَ: كُلُّ مُسْكِرٍ "
Iblis berkata :
Engkau telah menjadikan minuman bagi mereka, maka apakah minumanku ?
"semua perkara yg memabukkan " jawab Allah
wallohu a'lam.



: MUTIARA HIKMAH :
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah berkata :
Saat engkau tertidur lelap, boleh jadi pintu-pintu langit diketuk oleh puluhan doa yang memohonkan kebaikan untukmu.
Do'a itu datang dari si fakir yang pernah engkau tolong, dari orang yang lapar yang pernah engkau beri makan, dari orang sedih yang pernah engkau bahagiakan, dari orang yang pernah berpapasan denganmu dan kau beri senyuman untuknya, atau dari orang yg dihimpit kesulitan yang telah engkau lapangkan...
Maka jangan pernah meremehkan sebuah kebajikan untuk selama lamanya.."

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan dimudahkan untuk mengamalkannya. Aamiin. 



KISAH TENTANG HARTA, SUKSES DAN CINTA

Suatu sore di kampung yang kumuh, dari rumah yang sangat sederhana, seorang perempuan paruh baya hendak pergi keluar rumah. Tiba-tiba ia dikejutkan tiga tamu laki-laki yang seumuran dengannya. Mereka berkata bahwa mereka datang untuk mengemis, meminta sedekah barang sesuap atau dua suap nasi. Lantas, salah satu dari mereka bertanya pada si perempuan, 
“Apakah, suamimu ada?”
“Tidak ada.” 
“Kalau begitu kami tidak bisa masuk sebelum suamimu datang.”
Menjelang malam, sang suami pulang dari bekerja. Si perempuan itu lagsung memberitahu perihal 3 lelaki yang tadi sore datang ke rumahnya. Mendengar hal itu, sang suami menyuruhnya mencari. Si perempuan pun segera keluar rumah mencari 3 lelaki itu dan memanggil mereka yang sudah lama menunggu 100 meter di sekitar rumahnya. 
Setelah mereka tiba di depan rumah. Mereka tidak masuk, tapi berhenti dan berkata, “Kami tidak bisa masuk bersamaan. Anda harus memilih salah satu dari kami.” Maka, si perempuan itu pun bertanya nama mereka masing-masing untuk dilaporkan pada sang suami dan mendsikusikan dengannya siapa yang akan dipilih. 
“Nama kamu siapa?”
“Nama saya, Harta.”
“Kamu?”
“Nama saya, Sukses.”
“Kalau kamu?”
“Namaku, Cinta.”
“Baik. Tunggulah sebentar saya akan beritahu suamiku.”
Perempuan itu kemudian bergegas masuk rumah dan memberitahu nama masing-masing tamunya pada sang suami. Lalu, mereka berdua berunding untuk memilih seorang yang pantas masuk ke rumahnya. 
“Bagus, istriku! Kita panggil si Harta saja agar kita bisa membeli segala kebutuhan kita.”
“Tapi, suamiku! Apakah tidak sebaiknya kita pilih si Sukses saja. Dengannya, kita kan pasti bisa mendapatkan, Harta.”
Tiba-tiba, anaknya yang masih berumur 5 tahun keluar kamar dan berkata, “Bapak dan Ibu tidak perlu memanggil keduanya. Panggillah, Cinta, dialah yang akan menyelamatkan keduanya.”
Mendengar pendapat anaknya, kedua orang tua itu manggut-manggut. Lantas, mereka sepakat untuk memanggil, Cinta. Tapi, betapa terkejutnya mereka. Ketika Cinta masuk ke rumahnya, tiba-tiba Harta dan Sukses ikut masuk. Sepasang suami-istri itu pun keheranan.
“Bukankah kalian sendiri yang bilang, tidak bisa masuk bersamaan.”
“Benar, Tuan. Baik Saya (Harta) atau Sukses bisa masuk sendirian ke rumahmu. Tapi, jika Anda memilih Cinta, kami akan ikut masuk.”
“Kenapa?” Sepasang suami-istri itu bertanya serentak.
“Karena kami (Harta dan Sukses), benar-benar tidak bisa berpisah dengannya. Bahkan, kami tidak bisa hidup tanpa, Cinta.”

---Sirr al-Asrar, karya Maryam Nur (Diterjemahkan oleh Yusni Amru Ghazali)


MEMBUKA TABIR CAHAYA ILAHI

Allah SWT berfirman, “Dan siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (QS. Al-Isrâ’ [17]: 72). Adapun yang dimaksudkan dengan buta di dunia adalah buta hati, sebagaimana firman Allah SWT, “Maka sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj [22]: 46)

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Penyebab kebutaan kalbu adalah karena adanya hijab-hijab yang gelap (al-hujub azh-zhulmaniyah), lalai dan lupa karena jauhnya diri dari menepati janji pada Allah saat di Alam Arwah. Adapun sebabnya lalai adalah kebodohan seseorang terhadap masalah hakikat Ilahiah.  Kebodohan ini timbul karena kalbu dikuasai oleh sifat-sifat tercela, seperti sombong, dendam, dengki, kikir, ‘ujub, ghibah (mengumpat), namimah (mengadu domba), bohong dan sifat-sifat tercela lainnya. Sifat-sifat inilah yang mengakibatkan manusia jatuh ke derajat yang paling rendah. 
Adapun cara menghilangkan sifat-sifat yang tercela tersebut adalah dengan membersihkan cermin kalbu dengan alat pembersih tauhid, ilmu dan amal; serta berjuang dengan sekuat tenaga, baik lahir maupun batin. Semua itu akan menghasilkan hidupnya kalbu dengan cahaya tauhid dan sifat-sifatnya. Jika seorang manusia telah berhasil menghidupkan kalbunya, maka ia akan ingat pada Negeri Asalnya (Alam Lahut). Setelah ingat ia akan rindu pulang dan ingin sampai ke negerinya yang hakiki. Maka, ia akan sampai dengan pertolongan Allah. Selanjutnya, setelah penghalang kegelapan (tabir) tadi hilang, maka yang tersisa adalah penghalang-penghalang atau tabir cahaya (al-hujub an-nuraniah). Dan, pada saat itu ia sudah bashirah, ia yang mampu melihat dengan penglihatan ruh dan menerima cahaya dari cahaya Asma Ash-Shifat (nama-nama sifat). Secara bertahap, penghalang-penghalang cahaya itu akan sirna dengan sendirinya dan dia akan diterangi dengan cahaya Dzat.”
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Sirrul Asrar


ALLAH MENJANJIKAN SURGA BAGI MEREKA YANG BERTAUHID

مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ) أَخْرَجَاهُ

Dari ‘Ubâdah bin Ash-Shâmit radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar, kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya, juga (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah dan rasul-Nya, kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, dan ruh dari-Nya, serta bahwa surga adalah benar (adanya) juga neraka adalah benar (adanya), Allah pasti memasukkan dia ke dalam surga betapapun amal yang telah dia perbuat.”
Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhâry dan Muslim)
Sesungguhnya Rasul shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita, dalam rangka menerangkan keutamaan dan kemuliaan tauhid, bahwa orang yang mengucapkan syahadatain dalam keadaan mengerti maknanya dan mengamalkan konsekuensinya secara lahir dan batin, menjauhi sikap berlebih-lebihan dan meremehkan hak dua nabi yang mulia, yaitu Isa dan Muhammad ‘alaihimas shalâtu was salâm, -mengakui kerasulan dan kehambaan keduanya kepada Allah dan meyakini bahwa keduanya tidak memiliki sedikitpun kekhususan dalam sifat rubûbiyyah- serta meyakini keberadaan surga dan neraka, tempat kembali dia adalah surga, meskipun darinya muncul perbuatan-perbuatan maksiat selain kesyirikan.
Faedah Hadits
1. Keutamaan tauhid, dan bahwa sesungguhnya Allah menghapuskan dosa-dosa
     (hambanya) dengan (sebab) tauhidnya.
2. Luasnya keutamaan dan kebaikan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
3. Kewajiban menjauhi sikap berlebih-lebihan dan meremehkan hak para nabi dan
    orang-orang shalih maka kita tidak boleh mengingkari keutamaan mereka tidak pula
    berlebih-lebihan terhadap mereka sampai memalingkan suatu ibadah kepada mereka,
     seperti perbuatan sebagian orang-orang bodoh dan sesat.
4. Bahwa aqidah tauhid menyelisihi semua agama kekafiran, baik Yahudi, Nasrani,
     penyembah berhala, maupun Dahriyyah.
5. Pelaku maksiat dari kalangan orang yang bertauhid tidak kekal di dalam neraka.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar